Posts

Showing posts from August, 2024

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)

Chapter 8 : Pacaran sama Pak Dosen Aku sedikit kaget mendengar pernyataan Pak Dio yang menyatakan perasaannya padaku. Aku pikir kedekatan kami selama ini hanya hubungan tetangga, mahasiswi, dan dosen. Ternyata Pak Dio memiliki perasaan lebih. Pak Dio pun menembakku detik itu juga. “Apa kamu mau jadi pacar saya, Raisa?” “Pak Dio bercanda ‘kan?” “Saya sedang tidak bercanda, Raisa. Saya benar-benar menyukaimu, mencintaimu. Saya yakin kamu juga punya perasaan yang sama.” “Pak Dio tahu dari mana?” “Tatapanmu, Raisa. Jadi bagaimana? Kamu mau jadi pacar saya?” “Saya ragu, Pak. Takutnya hubungan kita dipermasalahkan oleh pihak kampus.” “Itu bukan masalah besar, Sa. Di kampus kita bisa berhubungan antara dosen dan mahasiswa. Kalau di luar kampus, kamu pacar saya. Banyak kok hubungan yang seperti kita ini.” “Hmm … saya mau jadi pacar Pak Dio.” “Kamu terima saya? Saya senang dengarnya. By the way jangan panggil saya Pak di luar kampus panggil Mas Dio saja ya?” “Oke, Mas.” -o...

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 7)

Chapter 7 : Pernyataan Pak Dosen Hari ini adalah hari terakhir aku mengikuti ujian akhir semester. Aku baru saja keluar ruangan setelah menyelesaikan ujian Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 1. “Akhirnya selesai juga ujiannya. Sekarang tinggal tunggu hasil dan persiapan semester 2. Semoga hasilnya bagus.” Aku beranjak menuju kantin kampus untuk makan siang sambil menunggu Gendis yang masih mengerjakan ujian. Buat yang belum tahu, mahasiswa diperbolehkan keluar lebih dulu apabila telah selesai mengerjakan ujian. Jadi tidak perlu menunggu di ruang ujian hingga waktu berakhir. “Siang, Raisa. Sudah selesai ujiannya?” sapa Pak Dio yang baru saja dari arah ke kantin. “Siang, Pak. Iya, Pak. Saya sudah selesai ujiannya.” “Hebat kamu. Soalnya terlalu mudah ya?” “Nggak juga, Pak. Ada yang sulit juga kok.” “Oh, gitu. Bagian mana yang sulit?” “AJP.” “Sudah saya duga. Memang soal AJP saya buat banyak jebakan. Semoga kamu bisa mengerjakan dengan benar ya.” “Amin, Pak.” “Ya, sudah....

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 6)

Chapter 6 : Perhatian Pak Dosen Hari ini Sabtu. Aku bangun sekitar pukul 06.00 pagi tadi. Saat ini, aku tengah berbaring di tempat tidur karena sedikit kurang enak badan. Saat sedang asyik berbaring, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari pintu depan. Siapa yang datang ya? Apa Gendis? Aku perlahan beranjak dari tempat tidur, memakai hoodie terlebih dahulu, kemudian baru membuka pintu. “Selamat pagi, Sa.” “Pagi, Pak. Ada apa ya?” “Saya ke sini mau ajak kamu sarapan bubur bareng. Apa kamu bersedia?” “Hmm … sebelumnya terima kasih tawarannya, Pak, tapi saya lagi kurang enak badan. Saya butuh istirahat.” “Kamu sakit?” tanya Pak Dio sambil berusaha mengecek suhu badanku dengan menempelkan tangannya ke dahiku. “Maaf, kalau saya lancang. Kamu demam, Sa. Apa yang kamu rasakan sekarang?” “Kepala saya pusing, Pak. Badan lemes juga.” “Kamu sudah sarapan?” Aku menggeleng. “Ya, sudah. Kamu tunggu di sini sebentar. Saya beli sarapan dan paracetamol dulu. Kamu harus tetap sarapan...

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 5)

Chapter 5 : Istirahat Sejenak Aku dan Gendis tengah berada di perjalanan menuju tempat makan yang katanya ada diskon khusus mahasiswa, cukup menunjukkan kartu tanda mahasiswa. Aku menumpang motor Gendis karena aku memang tidak memiliki motor di Jakarta. “Dis, kita mau makan di mana?” tanyaku dengan sedikit berteriak agar Gendis dapat mendengar suaraku. “Hmm … sebenarnya gue mau ngajak lo ke tempat haram.” “Tempat haram? Lo jangan macem-macem deh.” “Maksud gue, gue mau ajak lo makan B2. Lo boleh makan B2?” “Oh, gitu. Kirain lo mau ngajak gue ke tempat maksiat. B2 boleh kok. Gue non muslim.” “Oke, berarti nggak ada masalah ya?” “Nggak ada. Gas! Btw, nama tempatnya apa?” “Warung B2 Anak Muda. Harganya murah.” “Oke, meluncur. Lebih cepet lagi, Dis. Gue udah laper banget.” “Siap. Bentar lagi kita sampe kok.” Dari kejauhan aku telah melihat pelang yang begitu besar terpasang bertuliskan “Warung B2 Anak Muda” dengan tagline di bawahnya “Makan B2 nggak pake mahal.” Lo...

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 4)

Chapter 4 : Kuliah dan Kerja Sudah hampir seminggu ini aku melakukan dua aktivitas yang sama-sama melelahkan, kuliah dan bekerja. Pagi berkuliah, sore bekerja, begitupun sebaliknya kalau aku ada kelas sore. Saat ini aku tengah mengikuti kelas Pak Cakra, mata kuliah Wawasan Kewirausahaan. Sebelumnya aku telah menyelesaikan pekerjaan part time- ku hari ini. Memang melelahkan, tapi apa boleh buat. Aku tidak enak kalau harus meminta uang bulanan tambahan. Aku mencoba untuk menyimak penyampaian materi yang disampaikan oleh Pak Cakra meskipun membosankan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mungkin, karena aku mendengarkan penjelasan Pak Cakra dengan serius. Waktu telah menunjukkan pukul 16.40. Pertemuan sore ini langsung ditutup oleh Pak Cakra. “Sampai ketemu Kamis depan. Selamat sore semuanya.” “Sore, Pak. Terima kasih.” Pak Cakra beranjak pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh para mahasiswa lainnya. “Langsung pulang, Sa?” tanya Luna sambil mengambil posisi duduk tepat di...

Trending This Week 🔥🔥

Little Parents 2 (Chapter 1)