Posts

Showing posts from July, 2022

Mata Batin I Can See You : Chapter 8

Chapter 8 Sepulang dari rumah Gery, Lucas memutuskan untuk langsung pulang. Ia harus mengerjakan tugas-tugas sekolahnya yang akan dikumpulkan besok. Sudah hampir dua jam, Lucas berada di depan meja belajar mengerjakan tugas. Beberapa saat kemudian, Levandra masuk kamar. “Cas, tugasmu belum selesai juga? Itu makan malam sudah siap.” “Sedikit lagi, Pa.” “ Okay, Papa tunggu. Oh, iya habis tugasnya selesai kamu mandi dulu sana. Kenapa bukannya mandi dulu baru ngerjain tugas?” “Kagok, Pa. Tadi buru-buru soalnya tugasnya lumayan banyak.” “Oh, gitu. Ya sudah, Papa keluar dulu. Jangan lama-lama. Papa tunggu di ruang makan.” “ Okay, Pa.” Levandra keluar kamar. Sementara Lucas melanjutkan tugasnya yang hanya tinggal beberapa nomor. Selang beberapa menit, ia telah menyelesaikan semua tugasnya. Ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah seharian beraktivitas. 10 menit berlalu, Lucas keluar dengan   berpakaian berwarna hitam serta celana pendek abu sambil mengeringka...

📣Announcement!

Halo, WEP Story Readers! Mulai minggu ini, chapter baru  Mata Batin I Can See You akan di- update setiap hari Sabtu pukul 00.00 WIB. Sekian pengumuman yang dapat disampaikan. Terima kasih. 🙏🏻

Mata Batin I Can See You : Chapter 7

Chapter 7 Sekitar pukul dua dini hari, Lucas terbangun mendengar suara-suara makhluk gaib. “Kalian bisa nggak sih muncul di saat yang tepat? Jangan ganggu tidurku!” Tak lama, sosok-sosok tersebut bermunculan. “Aku butuh bantuanmu, Cas.” “Aku juga butuh bantuanmu.” “Gue juga butuh bantuanmu.” “Aku dulu yang dibantu.” “ Stop ! Kalian ini berisik amat, aku akan bantu kalian, tapi harap bersabar. Sebentar, kuambil buku antriannya.” Lucas beranjak dari tempat tidurnya menuju meja belajar. “Aku sudah siapkan daftar antriannya dalam buku ini. Kalian bisa tulis nama kalian di sini.” “Baiklah, aku isi pertama.” “Aku kedua!” “Aku ketiga!” “Gue keempat.” “Ya sudah, kalian isi jangan ribut. Aku permisi ke bawah dulu mau ambil minum.” Lucas keluar kamar. Ia pergi ke dapur untuk mengambil minum. Setibanya di dapur, ia terkejut melihat sesosok perempuan sedang menuangkan segelas air. “Sayang, kamu haus ya? Ini minumnya sudah Mama siapkan. Sini, Nak.” “Mama?” Luca...

Mata Batin I Can See You : Chapter 6

Chapter 6 Keesokan harinya. Lucas bangun seperti biasanya sekitar pukul lima pagi. Setelah menjalani rutinitas paginya, Lucas pamit kepada Levandra. “Pa, Lucas pamit berangkat sekolah ya!” “ Okay , Cas. Kamu naik motor?” “Iya, kenapa gitu?” “Di luar hujan. Naik mobil saja ya? Mobil kamu sudah diantar tadi malam.” “Oh, gitu. Ya sudah, Pa. Aku hari ini berangkat naik mobil. Males juga kalau naik motor hujan-hujan.” Lucas berlalu meninggalkan ruang makan menuju mobilnya untuk segera berangkat. Selang beberapa saat, hujan turun semakin deras. Ia bersyukur menuruti sang papa untuk berangkat menggunakan mobil. Jika tidak, pasti ia tiba di sekolah dengan pakaian basah kuyup. Pakai jas hujan pun percuma, pasti tembus kalau hujannya besar seperti ini. Di perjalanan, tiba-tiba Lucas melihat sebuah kendaraan berhenti tepat di depan sebuah halte. Ia memutuskan untuk menepi dan segera turun menghampiri pengemudi mobil tersebut. “Diandra? Ternyata lo pengemudi mobilnya. Mobil lo kenapa?” “Hai, Luc...

Mata Batin I Can See You : Chapter 5

Chapter 5 Di sebuah pemakaman tepatnya di depan makam Devina Felicia, seorang pria berhodie hitam berlutut. “Hai, Devina Sayang. Apa kabar kamu di sana? Sebenarnya aku tidak bermaksud membunuhmu. Kalau kamu terus bersamaku, akhirnya mungkin nggak akan seperti ini. Itu semua salahmu karena lebih memilih si Daniel. Oh, iya ini aku bawakan bunga kesukaanmu, mawar putih.” Setelah meletakkan bunga itu, pria berhodie itu meninggalkan area makam. Tak lama, Lucas dan Daniel datang. Sepulang dari kedai kopi, mereka memutuskan untuk mampir ke makam Devina. Kalau Renald, ia memilih untuk langsung pulang karena hari sudah mulai gelap. “Cas, ada mawar putih. Sepertinya sebelum kita datang ada yang mampir ke sini. Siapa ya kira-kira?” “Orangtuanya mungkin?” “Nggak mungkin, Papanya sudah nggak peduli sama dia. Sedangkan Mamanya telah meninggal dunia. Keluarganya yang lain jauh di Surabaya.” “Oh, gitu. Mungkin salah satu mantan pacarnya?” “Bisa jadi.” Lucas dan Daniel mulai menaburkan beberapa kelop...

Writing Skill #10 : Tanda Petik ("...")

Halo, Writing Skill kembali lagi! Kali ini kita akan membahas tanda petik ("..."). 1. Tanda petik ("...")  dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh :  "Aku cinta kamu, Jovita," ucap Julian tulus sambil menunjukkan senyumnya. Menurut UUD 1945 pasal 31, "Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan." "Merdeka atau mati!" seru Bung Tomo dalam pidatonya. 2.  Tanda petik ("...")  dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh :  Julian sangat menyukai lagu "Yang Terdalam". Makalah "Dari Indonesia, untuk Indonesia" menarik perhatian peserta seminar. Sajak "Jovitaku" tercantum dalam buku catatan milik Jovita. 3.  Tanda petik ("...") dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Jovita sedang melakukan pencaria...

Trending This Week 🔥🔥

Little Parents 2 (Chapter 1)