Little Parents (Chapter 1)

Chapter 1 | Awal Pertemuan

Suatu pagi yang cerah di awal tahun ajaran baru. Bima baru saja tiba di SMA Cahaya Harapan. Hari ini adalah hari pertama Bima duduk di bangku SMA. Aktivitas pagi ini, seluruh murid baru akan menjalani masa orientasi sekolah di mana murid baru akan diperkenalkan dengan lingkungan sekolah yang baru. Saat masa orientasi sekolah inilah Bima bertemu dengan Aline, gadis yang dicintainya. Waktu itu, Aline tiba-tiba jatuh pingsan di koridor sekolah. Bima pun langsung membawa Aline ke UKS.

“Kamu baik-baik saja?” tanya Bima kepada gadis itu.

“Aku di mana? Apa yang terjadi?”

“Tadi kamu pingsan di koridor, makanya aku bawa kamu ke UKS. Bagaimana kondisimu sekarang?”

“Hmm… masih agak pusing sih. Thanks ya sudah basa aku ke sini.”

“Sama-sama. Bytheway, kenalin aku Bima. Namamu siapa?”

“Aline.”

“Salam kenal ya! Semoga kita bisa berteman baik.”

“Salam kenal juga.”

Bima menyodorkan segelas air kepada gadis itu.

“Minum dulu.”

Thanks, Bim.”

“Sama-sama. Sudah dua kali kamu ngomong makasih sama aku. Kalau sampai ketiga kalinya kamu dapat piring cantik.”

“Piring cantik? Wah, lumayan dong. Kamu seru juga orangnya.”

“Iya, banyak yang bilang sih seperti itu.”

Setelah pertemuan tersebut, hubungan keduanya semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, jalan-jalan, makan, olahraga, dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu, tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Hal itu diungkapkan oleh Bima terlebih dahulu tepat dua bulan setelah ia mengenal gadis itu.

“Lin, ‘kan kita sudah saling mengenal selama dua bulan. Aku mau jujur sesuatu sama kamu.”

“Hmm… jujur apa?”

“Aku… suka sama kamu.”

 “Kamu suka sama aku? Sejak kapan?”

“Entah, tapi sejak aku menggendong kamu ke UKS aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku merasa nyaman setiap dekat sama kamu. Aku tahu kelas ekonomi kita berbeda, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakan kamu nantinya. Kamu mau jadi pacar aku?”

“Hmm… aku mana bisa nolak. Aku mau kok jadi pacar kamu, Bim.”

“Serius? Kamu mau jadi pacar aku? Aku nggak mimpi ‘kan?”

Aline mencubit pipi Bima. “Kamu nggak mimpi. Aku juga suka sama kamu.”

Yes, makasih ya kamu sudah mau terima aku. Sekarang aku antar kamu pulang ya?”

“Hmm… langsung pulang nih? Masih jam segini. Gimana kalau kita jalan-jalan dulu merayakan hari yang spesial ini?”

“Memangnya kamu mau ke mana? Jujur, uangku tinggal sisa lima ribu dan mana mungkin cukup untuk lanjut jalan.”

“Kamu nggak usah khawatir, Bim. Pakai uangku saja.”

“Ah, nggak enak. Aku yang ngajak jalan, kenapa kamu yang keluar uang. Pulang saja ya? Kapan-kapan kita jalan lagi. Aku nabung dulu.”

“Ya sudah, nggak apa-apa. Kita pulang sekarang.”

Bima mengantarkan gadis itu pulang menggunakan sepedanya.

“Maaf ya, Lin.”

It’s okay, Bim. Aku bahagia banget bisa jalan sama kamu hari ini.”

“Benarkah? Aku kira kamu nggak bahagia.”

“Bahagialah, Bim. Kamu ‘kan sekarang pacar aku. I love you.

I love you too, Lin. Sekarang kamu masuk ya? Besok kita ketemu lagi di sekolah.”

“Oke, kamu hati-hati di jalan.”

“Iya, iya. Bye, Lin.”

Bima beranjak pergi meninggalkan gadis itu yang sudah memasuki rumahnya. Kurang lebih 20 menit, Bima tiba di pemukiman padat penduduk yang rumahnya saling menempel. Tak lama, ia tiba di sebuah rumah ssederhana Kedatangannya disambut oleh ibunya, Destiana.

“Kamu sudah pulang, Bim. Kok jam segini baru pulang?”

“Iya, tadi Bima ada urusan sebentar. Oh, iya Bapak mana?”

“Bapak di dalam lagi istirahat. Kepalanya pening.”

“Apa sudah diberi obat, Bu?”

“Sudah, semoga saja kondisi Bapak membaik.”

“Amin.”

To be continued... ©2023 WillsonEP

Comments

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

Little Parents 2 (Chapter 1)