My Neighbor, My Lecturer (Chapter 4)

Chapter 4 : Kuliah dan Kerja

Sudah hampir seminggu ini aku melakukan dua aktivitas yang sama-sama melelahkan, kuliah dan bekerja. Pagi berkuliah, sore bekerja, begitupun sebaliknya kalau aku ada kelas sore. Saat ini aku tengah mengikuti kelas Pak Cakra, mata kuliah Wawasan Kewirausahaan. Sebelumnya aku telah menyelesaikan pekerjaan part time-ku hari ini. Memang melelahkan, tapi apa boleh buat. Aku tidak enak kalau harus meminta uang bulanan tambahan.

Aku mencoba untuk menyimak penyampaian materi yang disampaikan oleh Pak Cakra meskipun membosankan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Mungkin, karena aku mendengarkan penjelasan Pak Cakra dengan serius. Waktu telah menunjukkan pukul 16.40. Pertemuan sore ini langsung ditutup oleh Pak Cakra.

“Sampai ketemu Kamis depan. Selamat sore semuanya.”

“Sore, Pak. Terima kasih.”

Pak Cakra beranjak pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh para mahasiswa lainnya.

“Langsung pulang, Sa?” tanya Luna sambil mengambil posisi duduk tepat di sampingku.

“Iya, gue langsung pulang, Lun. Ada apa memangnya?”

“Gue mau minta tolong sama lo. Temenin gue.”

“Temenin ke mana?”

“Ke rumah gue.”

“Ngapain?”

“Temenin gue aja. Lo nginep di rumah gue.”

Sorry, Lun. Gue nggak bisa. Besok gue ada kerjaan part time soalnya.”

“Oh, gitu. Ya, udah nggak apa-apa. Gue minta temenin yang lain aja.”

“Sekali lagi maaf ya, Lun. Memangnya orang tua lo ke mana?”

It’s okay. Ortu gue lagi ke LN, makanya gue sendiri di rumah. Gue nggak biasa sendiri soalnya. Gue duluan ya?”

Okay. Hati-hati di jalan ya?”

Thanks, Sa.”

Luna beranjak pergi, menghampiri teman lainnya yang baru saja keluar ruangan. Sementara aku memutuskan untuk mengecek pesan-pesan yang baru masuk selama aku kelas. Kubuka salah satu pesan yang dikirimkan oleh ibuku.

Ibu

Semangat kuliahnya, Sayang.🫢🏻 15:00

Aku tersenyum kecil melihat pesan yang dikirimkan Ibu. Segera kuketik pesan balasan untuk Ibu.

16:45 Makasih, Ibu. Raisa sayang sama Ibu. Maaf, Raisa baru lihat pesannya.

Nggak apa-apa, Sayang. Oh, iya udah beres kuliahnya? 16:46

16:46 Udah, Bu. Ini baru mau keluar kelas.

Ya, udah pulang ke apartemennya hati-hati. 16:47

Kalau udah sampe, kabarin Ibu. 16:47

16:48 Siap, Bu. Nanti Raisa kabarin.

 

-oOo-

Aku telah berada di unit apartemenku dan sudah makan dan mandi juga. Saat ini, aku sedang melakukan video call dengan Ara dan Ibu.

“Kakak di sana udah punya pacar belum?”

“Kok ngomongin pacar sih, Ra? Kakak kamu ‘kan ke Jakarta untuk kuliah. Biarlah Kakakmu fokus kuliah dulu.”

“Ya, nggak apa-apa, Bu. Sambil menyelam minum air. Bener nggak, Kak?”

Aku hanya tersenyum kecil.

“Anak kecil nggak boleh bahas pacaran. Kakak nggak punya pacar.”

“Masa sih?”

“Beneran. Jangan-jangan kamu yang punya pacar ya? Bu, tolong Ara disidak!”

“Ara, kamu sudah punya pacar?” ujar Ibu bertanya kepada Ara di seberang sana.

“Belum, Bu. Baru naksir doang,” jawab Ara tegas. “Bolehkah Ara berpacaran?” lanjut Ara.

“Tidak boleh, kamu masih SMP.”

“Kalau Kak Raisa boleh?”

“Hmm … tergantung.”

“Maksudnya gimana, Bu?” tanyaku penasaran.

“Tergantung kamunya, Sa. Kalau kamu mau pacaran boleh, asal kuliah kamu tetap nomor satu dan pacar kamu kenalin dulu sama Ibu. Ibu perlu seleksi.”

Okay, nanti ya? Raisa belum punya kalau sekarang. Cari dulu.”

“Selamat mencari, tapi kuliah tetap nomor satu. Cari pacar nomor dua aja.”

“Iya, Bu. Udah dulu ya, Bu. Raisa mau istirahat sekarang. Besok Raisa kerja.”

“Oke, Sayang. Jaga kesehatan.”

“Iya. Bye, Ra, Bu.”

“Bye, Sayang.”

“Bye, Kak. Nanti video call lagi ya?”

“Iya.”

Aku mematikan panggilan video tersebut, kemudian menaruh ponselku pada nakas. Aku mulai memejamkan mata agar besok bisa bangun dengan segar.

-oOo-

Jumat pagi. Aku bangun sekitar pukul 06.00. Aku langsung beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi kerja. Sepuluh menit kemudian, aku selesai mandi. Aku beranjak menuju ruang makan untuk sarapan. Pagi ini aku putuskan untuk sarapan dengan beberapa lembar roti dengan selai stroberi favoritku. Hmm … enak.

Selesai sarapan, segera kupesan ojol untuk berangkat ke gerai Chicken Resto karena jaraknya lumayan jauh dari sini. Kalau aku berjalan kaki sampai sana, pasti aku akan banjir keringat dan capek. Aku tiba di tempat kerjaku sekitar pukul delapan kurang beberapa menit. Aku bekerja sebagai pelayan yang menyiapkan pesanan pelanggan. Beberapa saat kemudian, datang pelanggan pertama. Setelah pelanggan melakukan pemesanan melalui kasir, aku segera menyiapkan pesanannya.

“Selamat menikmati,” ujarku pada pelanggan pertama tersebut.

“Terima kasih, Mbak.”

-oOo-

Waktu berjalan begitu cepat. Semakin siang, orderan yang masuk semakin banyak. Aku beserta karyawan lainnya harus kerja lebih cepat lagi agar para pelanggan tidak kecewa.

“Selamat menikmati, Bu.”

“Terima kasih.”

Waktu telah menunjukkan pukul 13.00, di mana shift-ku hari ini telah selesai. Aku langsung beranjak menuju ruang ganti karena aku harus berganti pakaian dan bersiap ke kampus. Aku telah selesai berganti pakaian dan saat ini sedang menunggu ojol yang aku pesan.

“Hmm …kok belum datang juga?”

Beberapa saat kemudian. Ojol pesananku datang. Aku bergegas memakai helm dan menumpangi motor tersebut.

“Pak, jalannya agak cepat ya. Saya ada kelas jam 14.00.”

“Siap, Mbak.”

Pak ojol mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan Bapak ojol mengajakku ngobrol. Beliau cerita tentang anaknya seumuran denganku, sedang kuliah dan kerja juga. Selain itu, Bapak ojol bercerita betapa sulitnya mencari pekerjaan sekarang ini.

“Saya ini dulunya salah satu karyawan kantor, Mbak. Sayang sekarang udah kerja kantoran lagi karena saya di PHK waktu covid,” ujarnya sambil tetap fokus mengendarai motornya.

“Saya turut prihatin, Pak.”

“Saya udah berusaha lamar-lamar lagi, eh nggak ada yang nyangkut. Katanya umur saya ketuaan. Padahal kerja mah harusnya nggak usah mandang umur ya, Mbak. Jadi menyulitkan.”

“Saya setuju, Pak. Emang aturannya aneh. Kalau masih bisa kerja, kenapa harus ditolak ya?”

“Iya, makanya sekarang ngojek deh.”

“Iya, Pak.”

“…”

Terlalu asyik mengobrol, tak terasa kami telah tiba di UJU. Setelah menyerahkan helm dan mengucapkan terima kasih, aku pamit dan mulai memasuki area kampus. 15 menit lagi kelasku mulai. Hari ini aku ada kelas Pengantar Akuntasi 1 yang diajar oleh Pak Dio. Aku tiba di ruangan biasa pukul dua kurang lima menit. Beberapa saat kemudian. Pak Dio memasuki kelas.

“Siang semuanya,” ujar Pak Dio sambil berjalan menuju meja dosen.

“Pas lima menit lagi kita mulai ya. Kita gunakan waktu yang singkat ini dengan baik.”

“Siap, Pak.”

Ya, durasi mata kuliah hari ini memang singkat hanya 50 menit karena mata kuliah Pengantar Akuntasi terdiri dari tiga SKS, 150 menit per pertemuan. Entah kenapa jadwalnya dipisah menjadi dua, yaitu 100 menit di hari Senin dan 50 menit di hari Jumat. Mungkin agar para mahasiswa tidak bosan harus bertahan di dalam kelas selama 150 menit. Hmm … kalau dipikir-pikir pasti membosankan banget, apalagi kalau Pak Cakra yang mengajar. Tepat pukul 14.00 kelas dimulai.

-oOo-

Setelah kelas Pak Dio selesai, aku masih ada kelas lainnya. Aku bergegas menuju lift untuk naik ke lantai empat menuju kelas 4107. Aku mengambil posisi duduk di baris ketiga.

“Hai, Sa,” sapa Gendis yang baru saja datang memasuki ruangan dan mengambil posisi duduk tepat di sampingku.

“Hai juga, Dis. Lo ke mana? Kok nggak ikut kelas Pak Dio tadi?”

“Gue kesiangan, Sa. Ini baru dateng banget. Tadi sempet ketiduran,” jawabnya sambil tersenyum tanpa dosa.

“Oh, gitu.”

Kami berdua melanjutkan obrolan-obrolan santai sambil menunggu Bu Dian. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 15.20, tetapi Bu Dian selaku dosen belum juga datang. Para mahasiswa-mahasiswi pun mulai menanyakan apakah kelas akan diliburkan atau Bu Dian hanya telat datang. Beberapa saat kemudian, salah satu teman sekelasku mendapatkan kabar bahwa kelas sore ini diliburkan. Segera kucek aplikasi UJU Mobile, untuk memastikan kembali kebenarannya.

Jadwal Hari Ini

Bahasa Indonesia| Kelas : A |πŸ“4107

Jumat, 8 September 2023  15.00 > 16.40

πŸ‘¨πŸ»πŸ«Dian Lastri,M.S.

DILIBURKAN

“Beneran libur, Sa. Percuma dong gue jauh-jauh datang ke sini. Dadakan banget sih liburnya, tapi it’s okay jadi bisa jalan-jalan dulu. Sa, jalan-jalan yuk! Lo nggak balik ke Chicken Resto ‘kan?”

“Hmm … boleh. Shift gue udah tadi pagi. Jadi gue free, tapi kita jalan-jalannya jangan ke tempat yang mahal ya, Dis?”

“Gampang itu. Tenang, gue mau ajak lo ke tempat makan yang ada diskonnya untuk mahasiswa, cukup tunjukkan kartu mahasiswa.”

“Wah, memangnya ada?”

“Ada, Sa. Yuk, jalan sekarang!”

Okay.”

To be continued … ©2024 WillsonEP Bagaimana chapter kali ini? Tulis di kolom komentar ya. Terima kasih.

Comments

  1. Relate banget. Kenapa sih nggak dikasih tau lebih awal? Udh berangkat baru pengumuman.

    ReplyDelete
  2. Suka, Thor. Ditunggu next-nya

    ReplyDelete
  3. Libur bisa jalan-jalan deh.

    ReplyDelete
  4. Semangat, Raisa! πŸ™ŒπŸ»

    ReplyDelete
  5. Kuliah sambil kerja memang nggak mudah! 🫢🏻

    ReplyDelete
  6. Semangat terus, Sa.

    ReplyDelete
  7. Ditunggu next-nya thor.

    ReplyDelete
  8. πŸ”₯πŸ”₯

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week πŸ”₯πŸ”₯

Little Parents 2 (Chapter 1)