Di Balik Kisah Cinta SMA (Chapter 3)

Chapter 3 | Perhatian Hana

Jeffry telah keluar dari rumah sakit hari Jumat lalu. Hari ini ia mulai bersekolah kembali setelah lima hari dirawat di rumah sakit. Ia berangkat bersama sang adik menggunakan motor. Lokasi sekolah mereka berdekatan hanya sekitar 500 meter jaraknya. Saat ini mereka baru saja tiba di gerbang SMP Global Cemerlang.

“Makasih, Kak. Sudah antar aku ke sekolah.”

“Sama-sama. Belajar yang rajin. Kakak pamit dulu.”

“Kak, tunggu. Kak Hana kok selama Kakak dirawat perhatian banget? Kak Hana pacar Kakak?”

“Bukan, Dek. Kami berdua hanya teman. Jangan ngaco deh. Sudah ya? Kakak harus pamit sekarang, sudah jam segini.”

“Oh, teman doang. Ya, sudah Kakak hati-hati di jalan.”

“Siap. Bye, Dek.”

Jeffry menjalankan motornya menuju SMA Global Cemerlang. Tak butuh waktu lama, Jeffry tiba di tujuan.

“Hai, Jeff! Akhirnya kamu masuk sekolah lagi,” sapa Hana yang sedari tadi menunggu kedatangan Jeffry.

“Hai juga, Hana. Kamu ngapain di sini?”

“Hmm, nungguin kamu datang. Aku bawa sarapan buat kamu. Di makan ya?”

Hana menyerahkan sebuah rantang kepada Jeffry.

“Wah, jadi ngerepotin. Kamu seharusnya nggak usah repot-repot bikinin aku sarapan.”

“Nggak repot kok. Kamu ‘kan baru sembuh. Sekarang kita ke kantin.”

Hana langsung menggandeng lengan Jeffry. Kemudian, ia langsung mengajaknya ke kantin untuk menikmati makanan rantang yang telah dibawa. Tadi pagi Hana sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan makanan ini.

“Kamu bawain aku apa ini?”

“Buka aja, Jeff. Ini masakan aku sendiri loh.”

“Oh, ya? Aku buka ya?”

“Langsung aja.”

“Oh, bubur. Thanks ya, Han. Kebetulan tadi aku nggak sempat sarapan.”

“Nah, kebetulan banget.”

Jeffry mulai menyantap bubur buatan Hana.

“Gimana rasanya? Enak?”

“Enak, Han. Kamu suka masak ya?”

“Ya, lumayan. Di rumah aku suka bantu-bantu Bi Narti jadi aku bisa deh.”

“Oh, gitu. Aku lanjut makan ya? Oh, iya kamu nggak sarapan?”

“Aku sudah sarapan di rumah.”

“Oh, okay deh.”

Jeffry melanjutkan menyantap bubur buatan Hana dengan lahap. Hana tersenyum bahagia melihat pria itu sudah dapat makan dengan lahap, artinya dia sudah pulih sepenuhnya.

“Han, aku makannya belepotan ya? Kok kamu senyum-senyum gitu?”

“Eh, nggak kok. Aku hanya senang saja kamu sudah bisa makan dengan lahap. Artinya kamu sudah sembuh.”

“Oh, gitu. Puji Tuhan, kondisiku sudah jauh lebih baik. Kemarin-kemarin masih nggak nafsu makan.”

“Syukurlah. Aku ikut senang dengarnya.”

Beberapa jam kemudian. Bel pulang sekolah baru berbunyi sekitar 10 menit lalu. Saat ini, Jeffry tengah menunggu Ryan di parkiran karena mereka sudah ada janji untuk makan bakso bersama.

“Hai, Jeff! Kamu sedang apa? Nggak pulang?”

“Eh, Hana. Hai, aku lagi nungguin Ryan.”

“Oh, gitu. Aku duluan ya!”

Okay. Hati-hati di jalan ya!”

Hana berlalu. Tak lama, pria bernama Ryan muncul.

Sorry, agak lama. Toilet-nya agak penuh.”

“Akhirnya kamu muncul juga, Yan. Jadi ‘kan makan baksonya?”

“Jadilah, kita berangkat sekarang?”

“Hayu!”

Jeffry dan Ryan berangkat menuju warung bakso langganannya, Warung Bakso Anugerah. 10 menit perjalanan, mereka tiba di tujuan. Warung Bakso Anugerah, sebuah warung bakso yang sudah menjadi langganan Jeffry dan Ryan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bakso merupakan makanan favorit mereka berdua. Mereka selalu mendatangi warung ini minimal sekali dalam seminggu.

“Pak, pesan baksonya dua porsi ya! Kayak biasa.”

“Siap, Nak Jeffry. Ditunggu yah… warung agak rame soalnya.”

“Oke, Pak. Santai saja,” respon Ryan.

Sambil menunggu pesanan, mereka memutuskan untuk mengobrol-ngobrol santai sambil menyeruput teh yang sudah dihidangkan terlebih dahulu.

“Yan, kenapa akhir-akhir ini perhatian Hana ke aku agak beda ya?”

“Beda gimana?”

“Aku ngerasa perhatian Hana terlalu berlebihan. Misalnya tadi pagi, dia buatin aku bubur.”

“Hmm, kalau menurut gue Hana suka sama lo!”

“Suka sama aku? Nggak mungkin, aku ini siapa Yan. Hanya seorang anak penjual pecel lele. Hana itu putri konglomerat, mana mungkin suka sama aku. Kamu jangan ngomong hal yang mustahil.”

“Di dunia ini nggak ada yang mustahil, Jeff. Coba lo lebih peka lagi dan rasakan. Perhatian itu bisa tanda cinta loh!”

“Masa sih? Aku masih ragu Hana suka aku.”

“Kalau ragu coba lo tanya orangnya langsung.”

“Ngaco! Buat apa coba?”

“Ya, siapa tahu kalian bisa jadian. Gue ikut senang.”

“Aku nggak mau pacaran dulu.”

“Pacaran itu menyenangkan, Jeff. Lo pertimbangkan deh mau pacaran atau nggak.”

Jeffry memilih diam tidak merespon perkataan sahabatnya. Beberapa saat kemudian, pesanan bakso mereka diantar. Mereka langsung menyantap bakso masing-masing.

“Lahap bener. Lo doyan atau lapar? Kalau udah selahap ini, lo udah sembuh artinya.”

“Dua-duanya. Puji Tuhan, aku memang sudah sembuh.”

Sepulang makan bakso bersama Ryan, Jeffry langsung melajukan motornya menuju rumah. Di tengah perjalanan, Jeffry melihat sosok sang adik sedang duduk di halte bersama seorang perempuan. Jeffri menepikan motornya menghampiri sang adik.

“Jason, kamu ngapain di sini?”

“Eh, Kak Jeffry kok ada di sini?”

“Kakak tanya kok kamu malah balik tanya. Kamu ngapain di sini? Dia siapa? Pacarmu?”

“Halo, Kak. Aku Felicia, temannya Jason. Kami di sini lagi nunggu angkot, Kak.”

“Oh, gitu.”

“Itu dia ada angkotnya sudah datang. Kak, Jas, aku pamit dulu ya!”

“Oke, Fel. Hati-hati,” respon Jason.

Felicia segera memasuki angkot yang baru saja berhenti. Tak lama, angkot tersebut melanjutkan perjalanannya.

“Kamu pulang bareng Kakak sekarang.”

“Oke, Kak.”

Sesampainya di rumah, Jeffry dan Jason masuk ke kamar masing-masing. Jeffry membuka kedua sepatu serta kaos kakinya dan memutuskan untuk membaringkan dirinya di tempat tidur. Sambil menatap langit-langit kamarnya, tiba-tiba ia teringat perkataan Ryan di warung bakso tadi. Hmm, kalau menurut gue Hana suka sama lo!

“Apa benar Hana suka sama aku?” Jeffry terdiam sejenak. “Ah, apa yang kamu pikirkan, Jeff? Hana nggak mungkin suka sama dirimu yang bukan siapa-siapa. Hana bisa mendapatkan yang lebih baik.”

Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk seseorang.

“Siapa?”

“Jason, Kak. Boleh aku masuk?”

“Boleh, masuk saja pintunya nggak Kakak kunci.”

Jason membuka pintu kamar itu perlahan. Setelah masuk, ia segera menutup kembali pintunya dengan rapat.

“Ada apa kamu ke sini, Dek? Mau berbicara sesuatu? Kok pintunya di tutup? Tumben banget.”

“Aku mau cerita sesuatu ke Kakak… boleh?”

“Ceritalah, apa yang mau kamu ceritakan?”

“Sebelum cerita, Kakak harus jaga ceritaku dengan baik. Janji?”

“Iya, Kakak janji. Apa yang mau kamu ceritakan, Dek?”

“Sebenarnya Felicia itu pacar Jason, Kak…”

Jason menceritakan secara jelas bagaimana hubungannya dengan pacarnya itu. Jeffry sama sekali tidak marah, ia mendengarkan cerita sang adik sambil senyum-senyum.

“Ternyata adikku sudah besar. Oh, iya kenapa kalian backstreet? Bapak bukannya pernah bilang kita boleh pacaran?”

“Ya, Jason tahu, Kak, tapi… keluarga kita jauh berbeda dengan keluarga Felicia. Apa Bapak dan Ibu bisa terima? Lebih baik dirahasiakan dulu deh.”

“Hmm, iya juga. Kakak akan jaga rahasia ini.”

“Kalau Kakak?”

“Maksudnya?”

“Kakak sendiri sudah punya pacar belum? Masa kalah sama Jason?”

“Ah, punya pacar itu bukan perlombaan, Jason. Kakak mau fokus sekolah dulu.”

“Yakin, Kak?”

“Pacaran bisa tambah semangat belajar loh, Kak.”

“Sudah, nggak usah dibahas. Jason memang lebih hebat daripada Kakak. Pesan Kakak hanya satu, pacaran yang sehat dan sekolahmu jangan terganggu. Kalau terganggu, Kakak ceritakan masalah ini ke Bapak dan Ibu.”

“Ih, jangan. Jason janji akan ingat terus pesan Kakak.”

“Bagus itu. Sekarang Jason keluar ya? Kakak mau mandi, kamu juga mandi sana.”

“Oke, Kak.”

Jason keluar kamar. Jeffry beranjak dari tempat tidur, menanggalkan pakaiannya dan bergegas masuk kamar mandi.

To be continued... ©2022 by WillsonEP

< Previous chapter • Di Balik Kisah Cinta SMA • Next chapter >



Comments

  1. Akhirnya upp jugaa... Ditunggu nextnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap, ditunggu ya setiap Sabtu pukul 17.00 WIB. Baca duluan di Karya Karsa. Saat ini sudah ada 5 chapter di sana:)

      Delete
  2. Replies
    1. Siap, ditunggu ya setiap Sabtu pukul 17.00 WIB. Baca duluan di Karya Karsa. Saat ini sudah ada 5 chapter di sana:)

      Delete
  3. Wih, chapter 4 dan 5 sudah muncul link bacanya. Ga sabar hari Sabtu 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, betul... ditunggu ya setiap Sabtu pukul 17.00 WIB. Baca duluan bisa di Karya Karsa, di sana sudah ada 5 chapter. Hanya dengan 9.500 kamu bisa BACA DULUAN. :)

      Delete
  4. Gak sabar buat nextnya

    ReplyDelete
  5. Bang, hari ini update kan? Kok blm ada ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

Writing Skill #15 : Tanda Apostrof (')