Di Balik Kisah Cinta SMA (Chapter 6)
Misi hari pertama.
Rabu pagi, sekitar pukul 05.45 mobil Hana telah terparkir
di halaman rumah Jeffry. Hana pun segera mengirimkan pesan kepada pria itu.
Read 05:47 Morning, aku ada di depan rumahmu.
Morning, Han. Kamu ngapain ke sini? 05:47
Read 05:48 Jemput kamu. Motormu ‘kan masih di
bengkel.
Aku nggak enak sama kamu. Aku dan Jason bisa naik ojol
atau angkot. 05:49
Read 05:49 Anggap saja ini sebagai ucapan terima
kasihku. Sekalian mau balikin pakaian olahraga kamu.
Ya, sudah. Wait ya! Aku ke depan sekarang.
05:50
Tak lama, Jeffry keluar menghampiri mobil Hana.
“Hai, Jeffry. Selamat pagi. Ini pakaian olahraga
milikmu sudah aku cucikan. Makasih ya!”
“Sama-sama. Oh, iya kamu sudah sarapan? Kebetulan
aku belum selesai sarapannya. Mau masuk dulu?”
“Hmm, nggak perlu. Aku tunggu sini saja.”
“Ya sudah, aku masuk dulu ya! Sorry, bikin
kamu nunggu.”
“It’s okay.”
“Nggak lama kok, Han.”
Jeffry kembali masuk rumah. Sementara Hana memilih
menunggu di dalam mobil.
“Hari pertama misi. Semoga saja Jeffry bisa peka
sama perasaanku hari ini. Amin.”
Pukul 06.00, Jeffry dan Jason akhirnya keluar dari
rumah. Mereka pun segera menghampiri mobil Hana.
“Maaf, bikin kamu nunggu.”
“Iya, Kak. Maaf ya!”
“Tidak apa, ayo masuk! Kita harus berangkat
sekarang.”
“Okay.”
Setelah Jeffry dan Jason masuk mobil, Hana segera
melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan, Hana kembali melancarkan aksinya
untuk membuat Jeffry peka. Beberapa pertanyaan yang mengarah ke hubungan
pacaran Hana ajukan.
“Kamu sudah punya pacar belum sih?”
“Belum.”
“Masa sih? Kamu ‘kan tampan, pasti banyak yang suka
sama kamu. Kamu sedang berbohong?”
“Aku serius, aku mau fokus sekolah dulu.”
Sementara itu, Jason yang duduk di belakang merasa gereget
ingin segera menyadarkan sang kakak yang tidak peka dengan pertanyaan yang
diajukan. Kak, kapan pekanya sih? Itu pertanyaan yang sudah sangat menjurus.
Masa Kakak tidak dapat merasakannya? Itu artinya Kak Hana suka sama Kakak.
“Oh, gitu. Kirain aku kamu sudah punya pacar, Jeff.
Jason, apa benar Kakakmu ini belum punya pacar?”
“Belum, Kak. Kak Jeffry memang aneh. Padahal
pacaran itu menyenangkan loh. Bisa jadi penambah semangat sekolah.”
“Berisik, Dek. Kamu itu masih kecil.”
“Kecil? Aku sudah besar, Kak. Sudah punya pacar.
Memangnya Kakak jomlo.”
“Sudah, sudah, nggak usah berantem. Mungkin memang
belum waktunya Kak Jeffry punya pacar, Jason. Kamu sudah punya pacar? Hebat ya!
Padahal masih SMP, Kak Hana keduluan. Oh, iya kalau kriteria pacar idamanmu,
Jeff? Pasti sudah ada dong? Rambut panjang atau pendek?”
“Hmm, belum aku pikirkan. Kenapa jadi tanya-tanya
soal ini sih? Bisa kita bahas yang lain? Di sini ada anak di bawah umur.”
“Kak! Aku sudah besar!”
“Kakak tahu tapi tetap masih di bawah umur.”
Tak terasa, mobil Hana telah tiba di depan gerbang
SMP Global Cemerlang. Jason beranjak turun dari mobil setelah berpamitan dengan
Hana dan kakaknya. Hana dan Jeffry melanjutkan perjalanan mereka menuju ssekolah.
Misi hari kedua.
Kamis pagi, Hana sudah berada di dapur untuk
melancarkan aksinya. Hana baru saja selesai membuat sup bakso yang sengaja
dibuat untuk pria yang ditaksirnya sejak lama. Dibantu oleh Bi Narti, sup
tersebut sukses dibuat.
“Tumben, Non pagi-pagi gini minta diajarkan buat
sup bakso. Jarang banget Non Hana pagi-pagi di dapur. Buat gebetannya lagi?”
“Iya, Bi. Dua hari lalu, dia makan buburnya lahap
banget. Dia suka banget masakan Hana. Makanya hari ini aku mau bawain dia sup
bakso. Makanan favoritnya bakso.”
“Oh, gitu. Semoga gebetannya suka ya!”
“Rasanya sudah enak ‘kan, Bi?”
“Sudah, Non. Sempurna.”
“Ya sudah, Bibi tolong bungkusin ya! Hana sekarang
mau ke kamar, mandi.”
“Oke, Non. Non Hana mandi saja. Masalah sup ini serahkan
pada Bibi.”
“Thanks ya, Bi.”
“Sama-sama. You’re welcome, Non.”
“Weis, Bi Narti makin jago bahasa Inggrisnya. Hana
ke kamar dulu ya!”
“Oke, Non.”
Hana beranjak ke kamarnya untuk bersiap ke sekolah.
Hari kedua misinya, Hana memutuskan untuk bangun lebih pagi dari biasanya untuk
melancarkan misi. Hari ini ia rela bangun sekitar pukul 04.00, untuk membuatkan
Jeffry sup bakso. Kemarin, sepulang sekolah ia sempatkan mampir untuk bakso
serta bahan-bahan pelengkapnya. Semoga saja perhatiannya kali ini bisa membuat Jeffry
sadar bahwa Hana menyukai pria itu. Pakai kata-kata kemarin gagal, sekarang
pakai makanan favorit.
Jam istirahat baru saja berbunyi. Murid-murid mulai
beranjak meninggalkan kelas ternasuk Jeffry yang hendak langsung ke perpustakaan.
“Jeffry, tunggu! Kamu mau ke mana?”
“Biasa, perpus. Ada apa?”
“Aku bawain kamu sesuatu. Kamu terima ya?”
“Bubur lagi?”
“Bukan, ini lebih spesial. Kamu pasti suka.”
“Kenapa kamu bawain aku terus sih? Aku ‘kan jadi
nggak enak sama kamu. Ngerepotin.”
“Nggak ngerepotin sama sekali kok. Di makan ya? Aku
sudah susah-susah loh.”
“Iya, kumakan deh.”
Jeffry menerima rantang yang diberikan Hana.
Kemudian, ia kembali ke tempat duduknya untuk menikmati sup bakso buatan Hana.
“Sup bakso buatan kamu?”
Hana menggangguk sambil tersenyum.
“Aku coba ya? Oh, iya kamu sendiri nggak makan?”
“Ada kok. Aku makannya nanti saja.”
“Kenapa nanti? Sekarang saja barengan?”
“Boleh memangnya?”
“Boleh.”
Hana mengambil rantang makanannya dan duduk tepat
di sebelah Jeffry. Mereka pun mulai menyantap makanan masing-masing.
“Bagaimana rasanya, Jeff? Enak masakanku?”
“Enak, kamu dari kemaren kenapa masak? Lagi belajar
masak?”
“Iya, nih. Biar calon suamiku bisa bangga punya
istri yang bisa masak.”
“Oh, gitu. Bagus itu.”
Calon suami yang aku mau itu kamu, Jeffry Devanno
Adijaya.
Misi hari ketiga
Sekitar pukul 05.00 pagi di hari Jumat, Hana
bangun. Kali ini tidak masak seperti kemarin-kemarin karena ia merasa percuma
dengan makanan pun pria itu belum juga peka. Beberapa saat kemudian, ponsel
Hana berbunyi menandakan terdapat pesan masuk. Hana membuka pesan tersebut, ternyata Dara
yang mengiriminya pesan.
Gimana, Han? Jeffrynya udh peka? 😅 05:01
Read 05:01 Belum. Ternyata susah bikin dia peka. ðŸ˜ðŸ˜
Kalau saran dari gue, langsung tembak saja deh.
Kelamaan, Han. 05:02
Read 05:02 Ah, nggak mau. Aku maunya ditembak bukan
nembak.
Ya sudah, harus sabar. Ingat ini udh hari ketiga.
Kalau nggak berhasil, kamu yang nembak
ya? 😂😂 Biar
cepet. 05:03
Read 05:03 Iya, aku tahu itu. Sudah ya aku mau
mandi :)
Oke, Bestie. See you at school ya!
05:04
Di sekolah saat jam istirahat berlangsung. Hana dan
Dara memutuskan untuk makan bersama. Dara pun mengajak Ryan untuk ikut
bersamanya.
“Jeffry mana, Yan?” tanya Dara tiba-tiba.
“Oh, Jeffry. Jeffry biasa di perpus, Yang. Tadi gue
udah ajak ke kantin, dia menolak. Dia mau baca buku.”
“Oh, gitu. Buku memangnya bisa perut kenyang?”
“Jeffry beda, Sayang. Kalau gue sih mending makan
di kantin biar perut kenyang. Memangnya kenapa kamu nyariin dia?”
“Ini buat Hana. Dia cariin Jeffry.”
“Nggak ya, Dar!”
“Oh, gitu. Susul aja ke perpus, Han. Dia pasti di
sana.”
“Nggak perlu, soalnya aku nggak ada urusan sama
dia.”
“Oke, deh.”
Misi hari keenam dan ketujuh.
Selama tiga hari, Hana memutuskan untuk tidak
melakukan misinya untuk membuat Jeffry peka. Ia takut Jeffry merasa tidak
nyaman jika ia terus mendekat tanpa memberikan pria itu celah. Hari keenam ini,
Hana memutuskan untuk memberikan kode-kode melalui surat. Surat pertama ia
tempelkan pada meja Jeffry di kelas. Surat kedua, ia tempelkan pada bawah kursi
taman samping sekolah. Surat ketiga, ia tempelkan di rerumputan.
“Selesai, semoga Jeffry mau ikuti semua petunjuk
suratnya.”
Pukul 06.00, Jeffry tiba di kelas. Ia duduk di
bangkunya. Tak lama, ia pun membaca surat pertama yang tertempel di meja.
Selamat pagi, Jeff. Bagaimana pagimu hari ini?
Penasaran siapa yang kirim surat ini ya? Temukan lanjutan surat ini di bagian
bawah bangku taman samping sekolah. Cepat diambil. Takutnya hujan dan suratnya
rusak.
“Siapa yang buat surat ini ya? Aku ikuti jangan ya
petunjuk surat ini? Ah, penasaran. Lagian masih jam segini.”
Jeffry beranjak dari bangkunya menuju taman samping
sekolah. Ia menghampiri kursi taman tersebut untuk mengambil surat tersebut.
Cie, penasaran… Sayangnya petunjuk siapa yang kirim
surat ini nggak ada di sini. Ada di surat ketiga barangkali. Coba cek lanjutannya
di rerumputan dekat kursi ini.
“Siapa sih? Bikin kesal saja pagi-pagi.”
Jeffry beranjak untuk mencari surat ketiga di
rerumputan sekitar kursi tadi. Tak lama, ia menemukan surat terakhir tersebut.
Jeffry, ada yang suka kamu… Kenapa sih kamu nggak peka?
Coba tebak siapa aku?
“Astaga, harus nebak lagi? Mana aku tahu. Setahuku
memang banyak yang berusaha mendekatiku. Kira-kira ini kerjaan siapa ya?”
—oOo—
Keesokan harinya. Hari terakhir Hana menjalankan
misinya untuk membuat Jeffry peka terhadap perasaannya. Hari penentuan apakah
harus menyatakan perasaannya duluan atau Jeffry yang akan menyatakan
perasaannya. Sayangnya upaya Hana tidak ada yang berhasil. Saat ini, Hana dan Dara
tengah menikmati jam istirahat mereka di kantin.
“Hana, waktu kamu habis dan Jeffry masih belum
peka. Jadi sore ini kamu harus menyatakan perasaanmu. Pinjam HP-mu.”
“Untuk?”
“Pinjam.”
09:10 Jeff, nanti sore pukul 17.00 kita ketemuan di
Warung Bakso Anugerah ya! Aku mau bicara sesuatu penting.
“Aku sudah bikin janji sama Jeffry untukmu. Jangan
lupa dateng ya! Warung Bakso Anugerah pukul 17.00 sore.”
“Dar, kok nggak bilang-bilang dulu sih? Aku ‘kan
harus siapkan mental dulu.”
“Kelamaan, Han. Nanti keburu Jeffry jadi milik
orang kamu baru nyesel. Percayalah, kamu pasti bisa menyatakan perasaanmu.”
“Kenapa kamu seyakin itu?”
“Karena aku sudah kenal kamu lama, Han. Kamu pasti
bisa. Jadi percayalah, ungkapkan semuanya sore ini.”
“Kamu ikut?”
“Tentu, tapi aku pantau dari seberang. Kebetulan
ada outlet Catatan Kopi Liem baru buka.”
“Thanks, Dar.”
Beberapa saat kemudian, ponsel Hana berbunyi. Jeffry
telah membalas pesannya.
Oke, Han. See you nanti sore. 09:13
To be continued... ©2022 by WillsonEP
Ditunggu kelanjutannya thorrr
ReplyDeleteAkhirnya update juga... udh nungguin dari tadi.
ReplyDeleteNext thor
ReplyDeleteSampai besok Han, Jeff...
ReplyDeleteNext thor
ReplyDeleteLanjut thor, nggak bisa double up gitu sehari?
ReplyDeleteSetuju nih
DeleteSaran updatenya pagi dongg... jam 00.00 atau jam 05.00 dong jangan soree
ReplyDeletesetuju jadi sebelum aktivitas bisa baca dulu cerita ini
DeleteHmm, mau pagi? Author pertimbangkan dulu ya :)
DeleteBesok sore kelamaan thor... Udh nggak sabar...
ReplyDeleteKetemuan bau-bau mau jadian nih
ReplyDeletethor updatenya nggak bisa pagi aja gitu?
ReplyDeleteHmm, author coba pertimbangin dulu ya :)
DeleteBerbau jadian semakin dekat 🔥🔥
ReplyDelete