Di Balik Kisah Cinta SMA (Chapter 7)

Chapter 7 | Kejujuran

Sore hari sekitar pukul 16.45, Hana tiba di Warung Bakso Anugerah, tempat di mana Dara menjanjikannya untuk bertemu dengan Jeffry.

“Syukurlah, Jeffry belum datang. Aku masih bisa persiapkan diri.”

Hana duduk di salah satu kursi di warung tersebut.

“Mau pesan apa, Nak?”

“Hmm, nanti, Pak. Saya masih tunggu teman saya belum datang.”

“Oh, gitu. Ya sudah, saya tinggal dulu. Nanti langsung panggil saja ya kalau mau pesan.”

“Oke, Pak.”

Hana menatap ke arah seberang sebentar.

“Apakah Dara memang ada di seberang sana?”

Sekitar pukul 17.00, Jeffry tiba di warung tersebut. Ia langsung menghampiri Hana yang telah menunggunya.

“Baru datang, Han? Maaf, aku datangnya agak telat. Tadi antar penumpang dulu.”

It’s okay. Kamu jadi ojol sekarang?”

“Iya, sampingan buat bantu Bapak dan Ibu. Oh, iya sudah pesan?”

“Belum, aku sengaja tungguin kamu.”

“Biar aku pesankan. Kamu tunggu sini ya! Kebetulan warung ini langgananku.”

“Oke.”

Jeffry beranjak dari tempat duduknya untuk memesan. Sementara Hana hanya duduk diam sambil menatap pria itu.

Han, Jeffry balik kamu harus nyatakan perasaanmu. Jangan tunda-tunda lagi.

Tak lama, Jeffry kembali membawa dua mangkok bakso.

“Kenapa kamu yang bawa?”

“Bapaknya lagi sibuk banget. Makanya aku saja yang bawa.”

“Oh, gitu.”

Setelah menaruh kedua mangkok tersebut di atas meja, Jeffry mengambil posisi duduk.

“Oh, iya katanya kamu mau bicara sesuatu yang penting. Mau bicara sekarang atau nanti habis makan?”

“Sekarang saja…”

“Oke, apa yang kamu mau bicarakan?”

“Aku… suka kamu, Jeffry.”

Wajah Hana mulai memerah setelah mengucapkan hal tersebut. Jeffry tidak langsung merespon, ia terdiam sejenak.

“Kamu serius?” tanya Jeffry dengan ekspresi bingung.

“Aku serius, Jeffry Devanno Adijaya. Aku suka kamu. Kamu mau jadi pacar aku?”

Kali ini Jeffry terdiam cukup lama.

“Bagaimana? Kamu mau jadi pacar aku?”

“Sabar, Han. Jujur, aku suka sama kamu sejak pertama kali kita bertemu di kelas sepuluh. Kamu orangnya baik, ramah, dan tidak sombong. Berbedalah dari orang-orang kaya biasanya, tapi…”

“Tapi apa?”

“Apa kamu yakin mau pacaran sama aku?”

“Yakin, banget. Sudah lama banget aku menantikan momen ini. Jadi gimana? Sama-sama suka artinya sekarang kita jadian ‘kan?”

“Aku ragu. Kita ini berbeda, Han. Aku takut orang tuamu marah jika tahu kamu pacaran sama pria sepertiku.”

“Itu masalah gampang. Kita bisa backstreet. Jadi mau ya?”

Okay, kita mulai hubungan backstreet kita.”

“Beneran ini? Aku nggak mimpi?”

Jeffry mulai menunjukkan senyumannya.

“Ini bukan mimpi, Sayang. I love you.

I love you too.

“Sekarang kita makan baksonya ya! Takut keburu dingin.”

“Oke, Sayang.”

Mereka mulai menyantap bakso masing-masing dengan penuh kebahagiaan. Kebahagiaan mereka bertambah ketika tiba-tiba hujan lebat turun membasahi kota itu. Mereka berdua suka dengan hujan.

“Jeffry, hujan!”

“Aku tahu. Kamu suka sama hujan?”

“Iya, entah kenapa hujan selalu membuatku bahagia.”

“Sama. Aku pun menyukainya. Makan bakso di tengah hujan lebat gini tambah mantap.”

“Setuju. Hujan gini memang cocok makan yang hangat-hangat.”

To be continued... ©2022 by WillsonEP

< Previous chapter • Di Balik Kisah Cinta SMA • Next chapter >

Comments

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

Little Parents 2 (Chapter 1)