My Love Destiny (Chapter 1)

Chapter 1

Namaku Keenan Aditya Hendrawan, usia 27 tahun, pekerjaan CEO salah satu televisi swasta CMTV. Perusahaan ini didirikan olehku bersama dengan Papa setelah aku lulus kuliah. Hari ini, tepat empat tahun CMTV berdiri. Aku bersyukur CMTV dapat berjalan hingga sekarang ini, menyajikan tayangan-tayangan berkualitas yang menjadi favorit pemirsa tanah air dan tentunya menjadi berkat bagi banyak orang. Tahun keempat CMTV berdiri, CMTV mampu mempekerjakan kurang lebih 10.000 orang karyawan.

Saat ini, aku dan keluarga besar CMTV masih berada di salah satu studio merayakan malam puncak HUT ke-4 tahun CMTV. Perayaan malam ini dihadiri oleh sejumlah artis tanah air dan disiarkan langsung. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, acara berlangsung sangat meriah dan penuh kejutan. Tiba-tiba saja ponselku bergetar. Kuraih ponselku dari saku celana, ternyata ada panggilan masuk dari Mama. Segera kuangkat panggilan tersebut.

“Halo, Keenan Sayang. Papa …,” ujar Mama dengan suara lirih. Kondisi sekitar yang lumayan berisik membuatku tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang Mama bicarakan. Kuputuskan untuk keluar dari studio, mencari tempat yang lebih kondusif.

“Halo, Ma. Papa kenapa? Dia baik-baik saja ‘kan?”

“Kondisinya tidak begitu baik. Bisa kamu pulang sekarang, Sayang?”

“Keenan pulang sekarang. Mama nggak perlu khawatir.”

“Cepat ya, Keenan. Hati-hati di jalan.”

“Iya, udah dulu ya, Ma.”

Kuakhiri panggilan telepon tersebut. Aku bergegas memasuki lift menuju basement di mana mobilku terparkir.

“Pak Keenan mau ke mana? Bukannya acaranya belum selesai?” tanya Bryan, asisten pribadiku yang baru saja memasuki lift.

“Saya harus pulang sekarang, Bryan. Kamu mau ke mana?”

“Tadinya saya mau menghampiri Pak Keenan di atas. Apa ada yang perlu saya kerjakan lagi?”

“Hmm … sudah jam segini. Kamu boleh pulang, Bryan.”

“Terima kasih, Pak Keenan.”

“Kita ke basement bersama ya?”

Setelah berpisah arah dengan Bryan, segera kumasuk mobil dan melajukannya dengan kecepatan sedang meninggalkan area CMTV. Sekitar satu jam perjalanan. Aku akhirnya tiba di rumah. Aku segera menghampiri Papa dan Mama di kamar mereka. Kulihat Papa sudah terbaring lemas di tempat tidur ditemani oleh Mama di sampingnya.

“Papa kenapa, Ma?”

“Papa baik-baik saja. Dia hanya mau bicara sama kamu, Sayang.”

Aku menghampiri Papa dan berlutut di samping tempat tidur.

“Papa mau bicara apa sama Keenan?”

“Tadi siang, Papa ketemu sama sahabat lama Papa. Kamu tahu Om Noah ‘kan, Keenan?”

“Om Noah? Keenan lupa-lupa ingat. Papa ketemu  di mana?”

“Wajar kalau kamu lupa. Waktu Om Noah sering ke sini kamu masih SD. Di Lemon Café. Nah, Papa dan Om Noah cerita banyak soal kehidupan kami masing-masing. Papa cerita kalau kamu belum menikah sampai sekarang. Ternyata kami mempunyai masalah yang sama. Novia, anaknya Om Noah juga belum menikah.”

“Maksud Papa mau menjodohkan Keenan sama anaknya Om Noah?”

“Iya. Kamu mau ya, Keenan? Papa mau liat kamu menikah. Kamu tahu sendiri  ‘kan ginjal Papa sudah semakin parah.”

“Hmm … bisa Keenan pikir-pikir lagi soal perjodohan ini?”

“Buat apa dipikirkan lagi, Keenan. Papa sudah yakin banget sama Novia.”

“Memangnya Papa sudah ketemu sama Novia?”

“Belum sih, tapi Papa yakin Novia yang terbaik buat kamu. Besok malam mereka sekeluarga akan datang ke sini untuk membahas lebih lanjut.”

“Pa … ayolah Keenan belum memutuskan kenapa Papa main setuju aja. Ma, tolong bilangin Papa.”

“Kalau Mama sih ngikut keputusan Papa, Sayang. Ini semua demi kebaikan kamu. Mama dan Papa ‘kan sudah kasih kesempatan buat kamu pilih pasangan sendiri, eh kamunya malah lupa mencari. Jadi terima saja ya?”

“Iya, Keenan. Papa udah kenal lama sama Om Noah dan dia orang yang baik. Jadi kamu nggak perlu khawatir. Papa yakin Novia adalah takdir cinta kamu yang terbaik.”

“Keenan ikut aja kemauan Papa. Ini bukan pilihan ‘kan?”

“Bagus  itu. Kalau kamu sudah menikah dengan Novia, Papa akan kasih 60% saham CMTV yang Papa punya buat kamu sebagai hadiah pernikahan. Tawaran yang menarik bukan?”

“Keenan permisi ke kamar dulu. Mau bersih-bersih.”

“Oke, Sayang.”

Aku beranjak keluar dari kamar Papa dan Mama. Sebenarnya aku ragu dengan keputusan Papa dan Mama yang menjodohkan aku dengan Novia, anaknya Om Noah. Papa tahu dari mana Novia adalah takdir cintaku? Apa dia memang orang yang tepat untuk menjadi pendampingku? Apa cantiknya sesuai dengan seleraku? Bagaimana kepribadiannya? Menurutku ini seperti memilih kucing dalam karung.

-oOo-

Keesokan harinya. Hari berjalan seperti biasanya. Aku berangkat ke CMTV, mengurus semua pekerjaanku hari ini. Saat ini, aku sedang berada di luar kantor untuk makan siang sekalian bertemu dengan klien.

“Apa betul ini dengan Pak Keenan dari CMTV?”

“Betul, Bu. Silakan duduk.”

“Terima kasih. Perkenalkan saya Novia Alexandra, perwakilan dari Smart Productions untuk membahas kerja sama kali ini.”

“Salam kenal, Bu Novia.”

“Kita langsung mulai saja ya?”

“Baik, Bu.”

Kami pun mulai membahas kerja sama antara CMTV dan Smart Productions. Mendengar nama Novia barusan membuatku kembali kepikiran dengan pertemuan nanti malam. Apa Novia yang berada di hadapanku sekarang yang menjadi calon istriku? Atau mungkin Novia yang lainnya? Aku sangat berharap siapun Novia yang menjadi istriku nanti adalah yang terbaik.

“Pak Keenan?”

“Ya?”

“Jadi gimana? Bapak setuju dengan pembagian keuntungannya?”

“Tentu saya setuju.”

“Baiklah, kalau sudah Pak Keenan sudah setuju. Kita bisa tanda tangan kerja sama ini sekarang?”

“Tentu, bisa. Silakan Bu Novia tanda tangan duluan.”

Perempuan itu langsung mengambil bolpoin untuk menandatangani surat kerja sama di hadapannya. Setelah itu, perempuan itu menyerahkan surat tersebut kepadaku. Segera kutandatangani surat tersebut.

“CMTV dan Smart Productions resmi bekerja sama. Semoga kerja sama kita lancar dan memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak. Senang bisa bekerja sama dengan Anda, Bu Novia.”

“Amin. Terima kasih, Pak Keenan. Saya permisi pamit dulu, masih ada urusan lain.”

“Silakan, Bu. Terima kasih kembali.”

Perempuan itu langsung beranjak pergi. Ponselku berdering tiba-tiba. Ternyata Mama meneleponku.

“Halo, Keenan. Kamu di mana, Sayang?”

“Keenan ada di Skynia Café. Papa sudah selesai cuci darah?”

“Udah. Ini baru aja selesai.

“Mau Keenan jemput ke rumah sakit?”

“Nggak perlu. Mama bawa mobil. Oh, iya jangan lupa pulang lebih awal ya, Keenan.”

“Keenan nggak lupa kok. Memangnya Om Noah sama keluarganya datang jam berapa?”

“Mereka datang jam 6an. Kamu harus udah di rumah jam sebelum jam 6.”

“Iya, Ma. Keenan pasti udah di rumah sebelum jam 6.”

“Oke, Sayang. Kamu boleh lanjut lagi kerjanya. Udah makan siang?”

“Udah. Sekarang mau balik ke kantor.”

“Oke.”

Aku beranjak pergi meninggalkan Skynia Café. Aku kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaanku hari ini sebelum pertemuan nanti malam. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 16.30. Seluruh pekerjaanku hari ini berhasil kuselesaikan. Sekarang aku harus bergegas pulang agar bisa tiba di rumah sebelum pukul 18.00.

Kulajukan mobilku dengan kecepatan sedang meninggalkan area CMTV. Seperti biasanya, jalanan sore ini lumayan padat ditambah curah hujan mulai turun beberapa saat setelah aku keluar gedung CMTV. Semoga saja aku bisa sampai di rumah tepat waktu. Aku tidak mau mengecewakan Papa dan Mama. Setelah berpikir sepanjang malam, kuputuskan untuk mencoba dan menjalani perjodohan ini.

Aku menerimanya bukan karena 60% saham CMTV yang ditawarkan oleh Papa, melainkan karena aku paling nggak bisa menolak permintaan Mama. Semalam Mama ke kamarku, memohon padaku untuk menerima perjodohanku dengan Novia. Ditambah lagi, Mama menyampaikan bahwa kondisi ginjal Papa semakin buruk. Dokter menyampaikan bahwa perkiraan umur Papa kurang dari tiga bulan. Bisa dibilang pernikahanku dengan Novia ini merupakan permintaan terakhir Papa.

Ponselku tiba-tiba berbunyi, tanda aku menerima pesan baru. Sambil menunggu lampu hijau, kuputuskan untuk membuka pesan tersebut. Ternyata pesan dari Mama.

Keenan kamu di mana sekarang? Udah di jalan kan? 17:01

17:02 Keenan udh di Jalan. Perkiraan sampai rumah jam 17.46.

Oke, Mama tunggu kamu. Hati-hati di jalan. 17:02

Tepat pukul 17.45, aku tiba di rumah. Aku langsung masuk ke kamar untuk mandi. Malam ini aku harus tampil segar dan menarik di depan Novia dan keluarganya. Semoga saja Novia cocok untukku dan perjodohan ini berjalan dengan lancar.

To be continued … ©2024 WillsonEP Bagaimana chapter perdana "My Love Destiny"? Tulis pendapatmu di kolom komentar. Terima kasih sudah baca.☺️

Comments

  1. 🙌🏻 Seru thor, next!

    ReplyDelete
  2. Lanjut, Thor! Jadwal updatenya kapan nih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. My Love Destiny update setiap KAMIS ya... ☺️

      Delete
  3. Seru banget. Ditunggu chapter selanjutnya.

    ReplyDelete
  4. Keren ceritanya, Will. 😎 Makin banyak aja ceritanya … Mantap!

    ReplyDelete
  5. Mantap, Bang Wil ceritanyA

    ReplyDelete
  6. Ditunggu next-nya ya. Penasaran bingit 😹

    ReplyDelete
  7. Chapter 2 kok nggak bisa diakses ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Chapter 2 tayang Kamis ini ya, 7 Maret 2024.☺️

      Delete
  8. Chapter 3 juga nggak bisa. Ada kesalahan teknis kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Chapter 3 belum tayang, Kak. Tayangnya tanggal 14 Maret ya.🙏🏻☺️

      Delete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

Writing Skill #1 : Tanda Titik (.)

Little Parents 2 (Chapter 8)