Writing Skill #6 : Tanda Pisah (—)

By

Halo, semuanya!
WEP Story dalam pembahasan kali ini akan membahas tanda pisah (—).

Tanda Pisah (—)

1. Tanda Pisah (—) dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Contoh : Dunia ini—saya yakin—akan sembuh jika semua orang menerapkan protokol kesehatan.

2.Tanda Pisah (—) dapat dipakai untuk menegaskan adanya keterangan oposisi atau keterangan lainnya.

Contoh : Julian—suami Jovita—sedang mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk istrinya.

3.Tanda Pisah (—)  dapat dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Contoh : 

Tahun 2001—2020
Tanggal 1—26 Oktober 2020
Bandung—Surabaya

Sekian pembahasan kali ini. Sampai ketemu di pembahasan selanjutnya!

Referensi: https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/tanda-pisah/

Comments

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

Writing Skill #1 : Tanda Titik (.)

By
Hai, kawan-kawan! Melalui kesempatan kali ini, WEP   Story mau berbagi sedikit materi nih tentang kepenulisan.   Sebelum menulis, alangkah baiknya kita paham PUEBI terlebih dahulu. Apa itu PUEBI?  PUEBI singkatan dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.   Jadi dalam PUEBI ini berisi pedoman tentang cara pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, penulisan unsur serapan. Pada pembahasan kali ini, WEP Story Blog akan memulai membahas penggunaan tanda titik (.) . Tanda Titik (.) 1. Tanda titik (.) dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misal : Julian sangat menyukai bakso. Julian dan Jovita telah resmi berpacaran sejak 17 Agustus 2019. 2. Tanda titik (.) dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misal : Contoh 1  A. Pancasila 1. Makna Pancasila 2. Sejarah Pancasila 3. Fungsi Pancasila B. Penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari 1. 2. 3. Contoh 2  1. Pancasila 1.1 Makna Pancasila 1.2 Sejarah ...
Read more >>

Little Parents 2 (Chapter 8)

By
Chapter 8 | Pelajaran Hidup Perjalanan hidup Bima dan Aline terus berlanjut. Saat ini, Bima dan Aline sudah memiliki rumah sendiri. Meskipun, rumah tersebut sederhana dan terletak di pinggiran kota mereka tetap bersyukur bisa memiliki rumah sendiri. Saat ini, bisnis Bima—Bakso Abim— telah memiliki tiga cabang yang tersebar di berbagai titik. “Papa!” teriak Sakti yang baru saja keluar gerbang sekolah. Sakti langsung memeluk Bima erat. “Gimana sekolahnya hari ini, Nak? Pinter nggak nih?” “Pinter dong. Oh, iya Mama mana?” “Mama lagi di kampus, belajar kayak Sakti.” “Oh, gitu. Papa nggak ke kampus juga?” “Nggak, Sayang. Papa tugasnya cari uang. Sekarang kita pulang ya?” “Oke, Pa.” “Pake helmnya ya?” “Oke, Pa. Kata Bu Guru kalau naik motor wajib pake helm.” “Pinter anak Papa.” Setelah Sakti naik, Bima langsung menjalankan motornya menuju rumah. “Sampai deh.” “Yey, sampai! Sakti langsung ke kamar ya? Ganti baju.” “Sakti memangnya bisa ganti baju sendiri?” “Bisa,...
Read more >>