Andrew & Anes (Chapter 6)

Chapter 6 : Aksi Nekat

Anes baru saja tiba di depan rumahnya diantar oleh Jovita dan Julian. Sesampainya di sana, mereka melihat sebuah motor sports berhenti dengan pengendaranya tepat di depan gerbang rumah Anes.

“Nes, itu Andrew ‘kan? Kenapa dia ada di sini?”

“Ternyata dia beneran ke sini. Aku pikir dia bercanda. Dia sempet chat aku katanya dia ada di rumah.”

“Ya sudah, kamu samperin. Kasihan dia.”

“Kalian nggak mau turun dulu? Bantuin aku. Takutnya Mama nyangka aku pulang bareng dia. Nanti Mama marah bagaimana?”

“Julian bagaimana? Kita turun dulu ya?”

“Ya sudah, kita turun dulu. Tapi sebentar saja ya!”

Mereka bertiga pun turun dan menghampiri Andrew.

“Hai, Anes! Akhirnya lu datang juga.”

“Kamu ngapain di depan rumahku?”

“Gue kangen sama lu. Kita ngopi-ngopi dulu yuk! Sekitar sini saja.”

“Nggak bisa. Mama pasti nggak izinin aku pergi, apalagi sama cowok sepertimu. Sebaiknya kamu pulang. Jovita, Julian, ayo masuk!”

“Mobil nggak apa-apa parkir di sini, Nes?”

“Nggak apa-apa, Jul. Di sini aman kok.”

Okay, deh.”

“Gue ikut masuk dong! Mereka boleh masuk, kenapa gue nggak boleh?”

“Karena mereka sudah kenal sama Mama. Kalau kamu, orang asing!”

“Ya, tinggal kenalan. Kalau gue masuk, ‘kan bisa kenalan sama Mama lu.”

“Sudah ah, kamu pulang. Ayo, Jovita, Julian! Kita masuk.”

“Sabar ya, Drew!” ujar Jovita.

Mereka bertiga mulai memasuki kediaman Anes. Sementara itu, pria bernama Andrew itu masih menunggu di depan gerbang. Tak lama, Dewi langsung menyambut kedatangan Anes, Jovita, dan Julian.

“Julian, Jovita, terima kasih ya sudah antar Anes pulang.”

“Sama-sama, Tante.”

“Oh, iya memangnya Pak Toni ke mana, Ma?”

“Pulang kampung, Sayang. Anaknya di kampung sakit. Mama ‘kan sudah kirim WA ke kamu. Pak Toni nggak bisa jemput. Kamu pulang bareng saja sama Jovita.”

“Nggak ada, Ma. Mungkin, kuota Mama habis?”

“Hmm, bisa jadi. Ya sudah, Julian dan Jovita mau minum apa? Biar Tante buatkan dulu.”

“Nggak usah, Tante. Jovita sama Julian mau langsung pamit pulang.”

“Kok buru-buru? Bentar saja Tante bikinkan minuman dulu, baru kalian pulang ya?”

“Ya sudah, Tante. Boleh. Maaf, merepotkan.”

“Santai saja, Jovita. Nggak merepotkan kok. Tunggu sebentar ya! Silakan duduk dulu.”

“Makasih, Tante.”

Dewi beranjak menuju dapur untuk membuatkan minuman.

“Nes, itu Andrew nggak disuruh masuk saja gitu? Kasihan dia di luar sendirian.”

“Biarin aja, Jov. Takutnya Mama marah kalau lihat dia di sini. Mama juga sudah tahu video viral itu. Mama bilang aku nggak boleh dekat-dekat dia.”

“Oh, gitu. Ya sudah, semoga saja Andrew langsung pulang.”

Beberapa saat kemudian, Dewi kembali membawakan tiga gelas teh hangat.

“Silakan diminum, Julian, Jovita. Mama juga bawakan buat kamu, Sayang.”

“Terima kasih, Tante.”

“Makasih, Ma.”

“Untungnya Anes pulang sama kalian naik mobil Julian. Kalau Anes sampai naik ojol atau taksi online, Tante pasti khawatir banget. Takut kamu kenapa-kenapa, Nes.”

“Ojol dan taksi online aman kok, Ma. Kan ada fitur share loc.

“Tetap saja, Mama khawatir. Kalau sopirnya jahat bagaimana? Pokoknya kamu nggak boleh naik ojol atau taksi online sendirian.”

“Iya, deh. Anes nurut sama Mama.”

Tiba-tiba mereka mendengar suara kegaduhan dari arah depan. Mereka mendengar suara Pak Baron berteriak.

“Ada apaan sih ribut-ribut di depan, Nes? Ganggu saja kenyamanan rumah orang. Sebaiknya kita cek ke depan. Mungkin ada maling?”

Mereka berempat bergegas keluar untuk melihat kegaduhan yang terjadi.

“Ngapain lo manjat-manjat pagar rumah orang? Mau maling ya?” teriak Pak Baron sambil memukuli seorang pria yang berhasil memasuki halaman rumah itu.

“Saya bukan maling, Pak! Saya calon pacarnya majikan Bapak.”

“Ah, jangan bohong! Pasti kamu mau maling rumah ini ya!”

“Cukup! Berhenti, Baron. Ada apa ini?”

“Ini, Bu. Ada anak SMA manjat-manjat pagar. Pasti mau maling di rumah ini.”

“Nggak, Tante. Saya ke sini bukan mau maling kok. Ini salah paham. Saya ke sini mau ketemu sama Tante. Tante Mamanya Anes ‘kan?”

“Iya, saya Mamanya Anes. Mau apa kamu temui saya?”

“Saya mau minta izin Tante. Saya mau jadi pacarnya Anes.”

“Pacar anak saya? Hmm, tunggu dulu. Bukannya kamu lelaki playboy yang sempat viral di social media? Ngapain kamu dekati putri saya? Kamu mau mempermainkan putri saya juga? Jangan berani-beraninya ya kamu permainkan putri saya! Anes sudah saya larang pacaran selama sekolah. Lebih baik, sekarang kamu pulang dan jauhi anak saya! Mengerti?”

“Tapi, Tan…”

“Nggak ada tapi-tapian, pergi dari rumah saya sekarang! Sebelum saya telepon polisi.”

“Ya sudah, saya pamit pulang, tapi saya nggak akan nyerah dekati anak Tante. Saya benar-benar sayang sama Anes. Saya sudah bukan playboy lagi. Saya sudah tobat.”

Andrew kembali ke motornya dan mulai meninggalkan rumah itu.

“Julian, Jovita, maaf ya kalian jadi mendengar keributan ini. Tante jadi nggak enak sama kalian.”

“Nggak apa-apa, Tante. Julian dan Jovita ngerti kok kondisinya. Oh, iya sekalian kami mau pamit pulang, Tante. Sudah sore.”

“Oh, gitu. Nggak mau tambah minum lagi?”

“Sudah cukup, Tante. Terima kasih. Kami pamit dulu.”

“Ya sudah, kalian hati-hati di jalan. Sekali lagi makasih sudah antar Anes pulang.”

“Sama-sama, Tante.”

Julian dan Jovita kembali ke mobil dan segera melanjutkan perjalanannya. Setelah mereka berdua hilang dari pandangan, Dewi dan Anes masuk rumah.

“Anes, kamu nggak punya hubungan ‘kan sama lelaki playboy itu? Mama nggak mau kamu punya hubungan sama lelaki buaya seperti itu. Sana-sini mau. Ingat ya! Jauhi dia!”

“Iya, Ma. Aku nggak suka kok sama dia. Kami hanya sekadar teman sekelas dan hubungan kami berdua pun nggak akur. Mama tenang saja ya!”

Okay, Mama pegang omongan kamu, Sayang. Jangan dekat-dekat lelaki playboy itu!”

“Iya, Ma. Anes janji.”

To be continued...

©2022 By WillsonEP

Comments

  1. Nekaddd benerr ajirrr. Kalau gue nggak sampai manjat pager juga pas deketin doi 🔥🔥🤣

    ReplyDelete
  2. Yey update lagi :)

    ReplyDelete
  3. Ditunggu nextnya kak 🤗😉

    ReplyDelete
  4. Semakin seru ����

    ReplyDelete
  5. updatenya tiap kapan sih? Lama bangettt

    ReplyDelete
  6. 🔥🔥🔥

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

📣 BESOK! Bisakah Aku Bahagia Eksklusif di KaryaKarsa

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)