Andrew & Anes (Chapter 15)
Senin pagi, sekitar pukul 06.00
Anes sudah berada di kelasnya. Hari ini ia sengaja datang lebih pagi untuk
menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang lupa ia kerjakan. Beberapa saat kemudian,
Julian memasuki kelas.
“Pagi, Nes. Tumben datang
pagi,” sapa Julian.
“Iya, nih, Jul. Kemarin aku
lupa kerjain Matematika. Boleh lihat yang kamu nggak? Takut nggak keburu nih.
Mana banyak yang aku nggak ngerti.”
“Hmm, kalau nyalin saja
nggak akan aku kasih. Mending aku ajarin saja ya caranya! Mau?”
“Iya, iya, boleh deh. Kamu
sama Jovita memang jodoh, Jul. Sama-sama nggak mau kasih contekan PR.”
“Sudah, ayo kita mulai!
Mana yang nggak ngerti?”
Julian duduk di sebelah
Anes. Ia mulai mengajari cara-cara mengerjakam soal matematika tersebut. Tak
terasa, 30 menit berlalu. Semua soal telah berhasil dikerjakan oleh Anes. Anes
pun berterima kasih sekali kepada Julian.
“Jul, thanks ya!
Kamu pintar banget sih. Sebelas dua belas mirip Jovita. Kayaknya kalian jodoh
deh.”
“Apaan sih, Nes. Aku dengar
juga lho,” protes Jovita yang saat ini tengah mengobrol dengan Kevin tepat di
belakang Anes dan Julian.
“Oh, iya aku lupa orangnya
sudah datang. Sekali lagi thanks ya!”
“My pleasure, Nes. Aku
senang bantu kamu. Aku kembali ke tempat duduk aku ya! Kev, sudah selesai.”
“Okay, Jul.”
—oOo—
Bel pulang sekolah telah
berbunyi. Anes langsung bergegas menuju parkiran.
“Anes, tunggu!” panggil
Andrew dari kejauhan.
Anes tidak memedulikan
panggilan pria itu. Ia langsung masuk ke mobil. Tak lama, ponselnya bergetar.
Andrew Brawijaya
Kenapa malah lari sih? Gue
hanya mau bilang gue tunggu jawaban lu. Jangan lama-lama jawabnya. Nanti keburu
gue jadi milik orang lain. Lu yang bakal nyesel. Butuh berapa hari? 13:47
Read 13:48 Aku buru-buru.
Aku butuh waktu seminggu.
Noted, seminggu dari
sekarang. 13:49
Anes menaruh ponselnya
dalam tas.
“Andrew memang baik sih,
perhatian, dan nggak mudah menyerah. Aku salut sama perjuangannya selama ini.
Apa benar dia benar-benar cinta sama aku dan sudah beneran tobat jadi playboy?
Ah, apa aku sudah jatuh cinta sama dia?” batin Anes.
“Non, baik-baik saja?”
tanya Pak Toni penasaran melihat Anes yang dari tadi terlihat sangat gelisah.
“Saya baik-baik saja, Pak.
Hanya kepikiran sama tugas yang banyak.”
“Oh, gitu. Syukurlah,
kirain saya Non sakit.”
“Pak, nanti di depan ada warung mie ayam
berhenti sebentar ya! Saya lagi pengen mie ayam.”
“Baik, Non.”
“Tunggu sebentar ya, Pak.”
“Baik, Non.”
Anes turun dari mobil. Ia
memasuki warung tersebut dan segera memesan seporsi mie ayam untuk dibawa
pulang. Tak disangka, Anes bertemu dengan Andrew yang baru saja selesai makan.
“Anes, lu di sini juga?
Makan sini atau bawa pulang?”
“Bawa pulang, Drew.”
“Oh, okay. Gue permisi
dulu ya! Jawaban jangan lupa dipersiapkan. Jangan sampai lu nyesel. Bye.”
“Bye.”
To be continued...
©2022 By WillsonEP
Mau nanya kalau Andrew & Anes Chapter 16—20 kok nggak bisa dibuka ya? Padhal link nya sudah ada...
ReplyDeleteApa memang belum keluar ya?
DeleteBetul, untuk chapter 16—20 memang belum diterbitkan ya!
DeleteChapter baru akan terbit setiap Sabtu. Untuk waktunya, akan dinformasikan kemudian.
Jodoh nih.... 😏😏
ReplyDelete