Di Balik Kisah Cinta SMA (Chapter 2)

Chapter 2 | Jeffry Dirawat

Hana dan Ryan baru saja mendapatkan izin untuk meninggalkan sekolah. Mereka pun segera membawa Jeffry ke rumah sakit menggunakan mobil milik Ryan.

“Jeffry, kamu sabar ya! Sebentar kita tiba di rumah sakit. Yan, bisa lebih cepat? Sepertinya kondisi Jeffry sudah parah deh, wajahnya pucat banget. Aku jadi khawatir.”

“Han, ada kantong plastik? Aku mual banget nih,” pinta  Jeffry dengan nada lemas.

“Sebentar ya, Yan, ada kantong plastik di mobilmu?”

“Ada, di belakang kursi gue. Lo ambil aja. Gue selalu sediakan.”

“Syukurlah, aku ambil ya?”

Hana segera mengambil selembar kantor plastik tersebut dan menyerahkannya kepada Jeffry. Begitu Jeffry menerima kantong tersebut, tak lama ia memuntahkan isi perutnya.

“Maaf, aku sudah tak tahan lagi, Yan, Han.”

“It’s okay. Gue buka jendela deh.”

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di rumah sakit. Jeffry dilarikan ke ruang UGD untuk segera ditangani. Saat ini Hana dan Ryan tengah berada di koridor menunggu hasil pemeriksaan dokter terhadap Jeffry.

“Han, gue mau ke kantin beli minum. Lo mau nitip nggak?”

“Boleh, titip air mineral satu ya!”

“Oke, sekalian gue mau telepon Om Devanno.”

“Memang sebaiknya Om Devanno tahu kondisi Jeffry sekarang.”

Ryan berlalu meninggalkan Hana ke kantin. Hana memilih untuk mondar-mandir sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter. 10 menit berlalu, Ryan kembali dan segera memberikan air mineral pesanan Hana.

“Lo nggak usah khawatir seperti itu, Han. Jeffry akan baik-baik saja. Ini minum dulu.”

Thanks, Yan.”

Beberapa saat kemudian, dokter memberitahukan bahwa Jeffry dinyatakan terkena tifus dan harus dirawat inap karena kondisinya sudah cukup parah. Hana dan Ryan pun menghampiri Jeffry yang masih di ruang UGD.

“Lo harus dirawat inap, Jeff.”

“Rawat inap? Aku pulang saja deh, rawat jalan. Aku nggak ada uang untuk biaya rumah sakit ini.”

“Masalah biaya lo nggak perlu khawatir. Gue bisa bayarin dulu. Lo bisa cicil kapan saja, yang penting sekarang lo sembuh dulu. Sus, langsung siapkan kamar rawat inap untuk teman saya ya!”

“Baik, akan saya siapkan. Mohon untuk diurus dulu biaya administrasinya.”

“Baik, Sus. Saya urus dulu. Han, gue pamit dulu urus administrasi. Lo di sini aja jagain Jeffry.”

Okay, Yan.”

Thanks, Yan. Aku janji bakal ganti uangmu.”

“Santai. Gue permisi dulu.”

Setelah semua urusan administrasi selesai, Jeffry langsung dipindah ke ruang rawat inap.

“Sekarang lo istirahat, Jeff. Gue sama Hana harus balik ke sekolah. Om Devanno juga sudah gue kabarin. Sebentar dia ke sini.”

“Kenapa kamu kabarin bapakku, Yan?”

“Orang tua lo berhak tahu.”

“Aku setuju dengan Ryan. Bapak kamu harus tahu kalau kamu lagi dirawat.”

Tak lama, Devanno memasuki ruangan. Ryan langsung menyambut bapak dari sahabatnya dengan sangat sopan.

“Om, apa kabar?”

“Kabar saya baik, Yan. Kamu sendiri apa kabar?”

“Kabar saya baik, Om. Om ke mana saja? Beberapa kali saya ke rumah, Om nggak ada di rumah.”

“Biasa Om lagi banyak urusan.”

“Oh, gitu. Ya sudah, karena Om Devanno sudah di sini. Ryan sama Hana pamit dulu ya?”

“Iya, Om. Hana dan Ryan harus segera kembali ke sekolah.”

“Oh, gitu. Okay, hati-hati di jalan.”

“Jeff, gue pamit ya!”

“Aku juga pamit.”

Okay, thanks sudah antar gue ke sini.”

My pleasure, Brother. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi gue. Ryan akan selalu ada untuk lo, Jeff!”

Hana dan Ryan keluar ruangan.

“Kamu kenapa bisa sakit seperti ini, Jeff? Kamu sakit apa?”

“Entahlah mungkin karena Jeffry kurang hati-hati dan makan sembarangan. Jeffry terkena tifus, Pak. Oh, iya bagaimana pertemuan dengan calon investornya, Pak? Lancar?”

Devanno menggeleng dan menunjukkan wajah kecewanya.

“Bapak gagal meyakinkan mereka. Mereka sudah nggak percaya sama CV Adijaya. Perusahaan yang kakek rintis dari awal ludes semua gara-gara Om Dendra yang suka judi dan mabuk-mabukkan pakai uang perusahaan. Maafin, Bapak ya, Jeffry. Seharusnya kondisi kita nggak begini. Oh, iya biaya rumah sakit apakah sudah diurus?”

“Tidak apa-apa, Pak. Jeffry tidak mempermasalahkannya. Mungkin ini sudah takdirnya. Untuk biaya rumah sakit, biayanya sudah diurus Ryan tadi.”

“Bapak benar-benar harus berterima kasih sama sahabatmu itu. Dia sering banget bantu keluarga kita. Oh, iya Bapak mau nanya siapa gadis tadi, Jeff? Pacarmu, Jeff? Bapak kok nggak pernah tahu? Cerita dong.”

“Bukan siapa-siapa, Pak. Kami hanya sekadar teman biasa. Tidak ada hubungan spesial. Jeffry mau fokus sekolah dulu.”

“Oh, gitu. Kalau kamu mau pacaran, Bapak izinkan kok. Asalkan pacarannya sehat dan sekolahmu tidak terganggu. Bapak dan Ibu juga pacaran sejak di bangku SMA. Ibumu menjadi semangat belajarnya Bapak.”

“Gitu ya, Pak? Hmm, Jeffry pikir-pikir dulu deh,” respon Jeffry dengan senyuman.

“Sekarang kamu istirahat biar cepat sembuh.”

“Iya, Pak. Jeffry juga nggak mau lama-lama di sini.”

Beberapa jam kemudian. Waktu telah menunjukkan pukul 16.00 sore. Jeffry tengah tertidur ditemani oleh sang adik, Jason. Tiba-tiba saja seseorang memasuki ruangan.

“Permisi.”

Jason yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya langsung menoleh.

“Kakak temannya Kak Jeffry? Silakan masuk, Kak.”

“Iya, Kakak temannya.”

Seseorang itu adalah Hana. Hana langsung menghampiri Jason dan duduk di sampingnya.

“Kak Jeffry tidurnya sudah lama?”

“Hmm, sudah lumayan lama. Kata Bapak dari siang.”

“Oh, iya kita belum kenalan. Perkenalkan nama Kakak, Hana. Kamu namanya siapa?”

“Jason, adiknya Kak Jeffry.”

“Salam kenal. Jason kelas berapa?”

“Kelas sembilan.”

“Oh, bentar lagi SMA dong.”

“Iya, Kak.”

“Hana. Kamu di sini?”

“Eh, Kak Jeffry sudah bangun. Iya, nih ada Kak Hana yang mau jenguk.”

“Jason di sini juga. Kapan datangnya?”

“Tadi pas Kakak tidur. Gantian sama Bapak sebentar.”

“Oh, gitu. Kalau kamu, Han? Sudah lama di sini?”

“Baru kok. Bagaimana kondisi kamu sekarang?”

“Puji Tuhan sudah jauh lebih baik. Kamu sendiri ke sini?”

“Iya, aku sendiri. Ryan sama Dara mungkin agak maleman ke sini. Mereka mau pacaran dulu.”

“Oh, gitu.”

—oOo—

Hari-hari berikutnya. Hana semakin gencar menjalani misi pendekatannya dengan Jeffry Devanno Adijaya. Hampir setiap hari setelah pulang sekolah, ia  datang menjenguk gebetannya itu dengan membawakan aneka macam buah. Ia sangat berharap Jeffry lekas sembuh dan kembali bersekolah. Saat ini, Hana tengah makan siang bersama Jason di kantin rumah sakit.

“Kak Hana suka sama Kak Jeffry?” tanya Jason tiba-tiba. Setelahnya pria berusia 15 tahun itu langsung menyeruput segelas teh hangat yang telah dihidangkan.

Tentu saja Hana tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Ia memilih untuk diam sejenak untuk memikirkan jawaban terbaik agar misinya tetap berjalan dengan lancar.

“Kenapa Jason bertanya seperti itu?”

“Hmm, dari pengamatan Jason beberapa hari ini. Perhatian Kak Hana ke Kak Jeffry berbeda. Apa benar Kak Hana suka sama Kak Jeffry? Maaf, kalau pertanyaanku bikin Kakak nggak nyaman. Aku hanya penasaran.”

“Tidak apa. Memangnya kelihatan banget ya?”

Jason mengangguk. “Ya, kelihatan banget. Ada rasa yang Kakak pendam.”

“Kenapa kamu yang peka ya? Kakakmu nggak peka-peka.”

“Kak Jeffry memang gitu, Kak. Mau Jason bantu sampaikan?”

“Nggak perlu. Kak Hana bisa sampaikan sendiri. Tolong jaga rahasia ini ya? Kakak nggak mau Kak Jeffry tahu perasaan Kak Hana dari orang lain.”

Okay, Kak. Jason akan jaga rahasia ini.”

Thanks, Jason. Ngobrol sama kamu seru juga. Sekarang gantian Kakak yang bertanya. Jason sudah punya pacar?”

“Hmm, punya. Kenapa gitu, Kak?”

“Pantes, kamu lebih peka. Ternyata sudah lebih profesional. Hubungan kalian backstreet atau terang-terangan?”

Jason terdiam sejenak.

“Tentu backstreet, Kak. Soalnya kami mempunyai strata sosial yang berbeda. Dia berasal dari keluarga kaya raya. Sedangkan aku? Kak Hana tolong jaga rahasia ini ya?”

Okay, Kakak akan jaga. Rahasia Jason aman sama Kak Hana.”

To be continued... ©2022 by WillsonEP

< Previous chapter • Di Balik Kisah Cinta SMA • Next chapter >


Comments

  1. Yeyyy updatee ayooo dong Jeff pekaaa :v 🤭🤭🤭

    ReplyDelete
  2. Jeff, kenapa kamu tidak peka?

    ReplyDelete
  3. Wihhh adiknya lebih pro 😂 Abangnya blm punya pacar, eh adiknya udh😅 Ayo, Jeff cari pacar...

    ReplyDelete
  4. Jeffry gak peka! 😅 Pekaan adiknya. Ayo, Jeff peka dong!!

    ReplyDelete
  5. Next donggg double up 😁😁😁

    ReplyDelete
  6. #TimJeffryHanabersatu

    ReplyDelete
  7. Jeff kurang peka yaaaq

    ReplyDelete
  8. Ayo dong Jeff... peka...
    peka... kasihan Hana 😭😭

    ReplyDelete
  9. Nggak sabar sabtu dpn 😭😭 Seminggu bisa dua kali update nggak thor?

    ReplyDelete
  10. Berapa chapter semuanya? semoga panjang ya?

    ReplyDelete
  11. Chapter 3 kapann?? 😭

    ReplyDelete
  12. Nggak sabarrr chapter 3 Gregetan sama cowok nggak peka🤭

    ReplyDelete
  13. Spoiler chapter 3 mana nih? 😁 Kemaren" ada...

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

📣 BESOK! Bisakah Aku Bahagia Eksklusif di KaryaKarsa

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)