Julian & Jovita [NV] (Chapter 1)
Tahun
ajaran baru telah dimulai. Seperti biasanya aku pergi ke sekolah menggunakan motor.
30 menit perjalanan, aku tiba di sekolah. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00.
Setelah memarkirkan motor, aku berjalan menuju kelas XI untuk melihat daftar
kelas yang baru.
Sambil
berjalan menuju kelas yang baru, aku memutuskan memainkan ponsel untuk
melihat-lihat berita terkini melalui sosmed. Tanpa sengaja aku tiba-tiba menubruk
seseorang.
“Maaf,
aku tidak sengaja,” ucapku meminta maaf.
Ternyata
yang aku tabrak adalah seorang gadis cantik yang tentu tidak aku kenal.
“Hmm…
tidak apa. Kamu murid baru di sini? Aku baru pertama kali lihat kamu.”
“Nggak,
aku bukan murid baru.”
“Oh,
gitu. Perkenalkan namaku Jovita. Kalau kamu?”
“Aku
Julian.”
“Salam
kenal ya! Oh, iya kamu sudah lihat daftar kelas yang baru?”
“Belum.
Aku baru mau lihat.”
“Mau
bareng?”
“Boleh.”
Aku
menyetujui ajakan gadis itu untuk melihat daftar kelas yang baru. Ternyata kami
berdua sekelas.
“Kita
sekelas nih, Julian! Yuk, masuk kelas!”
“Oke,”
jawabku singkat.
“Julian,
mau duduk semeja sama aku?”
“Duduk
semeja?”
“Iya, kamu
nggak keberatan ‘kan?”
“Nggak
sama sekali.”
“Kita
duduk di sini saja ya!”
“Oke.”
Kami
berdua duduk bersebelahan di baris kedua. Beberapa saat kemudian, seorang siswi
yang tentu tidak aku kenal lagi memasuki kelas.
“Hai,
Jovita! Selamat pagi,” ujar siswi tersebut.
“Pagi,
Nes. Sini dong. Aku punya teman baru nih.”
“Cie,
cie, tahun ajaran baru langsung dapat cowok tampan. Ini teman baru atau pacar,
Jov?”
“Teman,
Anes. Jangan sembarangan ngomong deh.”
“Oh,
teman. Kalau pacar juga nggak apa-apa. Oh, iya, perkenalkan aku Anes. Kamu
Julian ‘kan?”
“Iya,
aku Julian. Kamu kok tahu aku?”
“Tentu
aku tahu. Memangnya Jovita nggak tahu kamu?”
Aku
menggeleng.
“Jovita
ini memang kurang update kalau masalah cowok tampan. Jadi maklumi saja
ya! Dia terlalu fokus belajar. Makanya, Jov. Explore itu jangan
pelajaran saja. Jodoh juga harus di-di-explore.”
“Iya,
Anes. Terima kasih atas nasihatnya. Sekarang bisa kita bahas yang lain?”
“Bisa.”
“…”
Mereka
berdua melanjutkan obrolan yang tentu aku sama sekali tidak paham. Jelas saja
karena ini adalah obrolan para gadis. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,
waktu telah menunjukkan pukul 07.00. Murid-murid lainnya pun mulai berdatangan.
Tak lama, bel masuk pun berbunyi.
“Selamat
pagi, anak-anak!”
“Pagi,
Bu!”
“Perkenalkan
nama Ibu Sisca Harwanti. Mulai hari ini, Ibu akan menjadi waIi kelas kalian
selama satu tahun. Sekarang Ibu absen dulu ya!”
Ibu
Sisca mulai mengabsen semua murid satu per satu.
“Kevin
Christian hadir?”
Tidak
ada satu pun murid yang mengangkat tangan dan menjawab.
“Ada
yang tahu Kevin Christian ke mana?” tanya Ibu Sisca.
“Tidak,
Bu.”
“Nah,
kalau Kevin Christian itu sahabatku yang satu lagi,” ujar Jovita sambil
menyenggol tanganku.
“Oh, gitu.
Dia ke mana?”
“Aku
juga tidak tahu dia ke mana. Sakit mungkin.”
“Bisa
jadi.”
“Oke,
anak-anak sekarang kita bikin struktur organisasi kelas ya!”
Diskusi
struktur organisasi kelas dimulai. Beberapa kandidat diajukan dalam pemilihan
kali ini, ada Eric, Jovita, dan Anes. Pemungutan suara dilakukan untuk
menentukan siapa yang akan menjabat sebagai ketua kelas, wakil ketua kelas dan
sekretaris.
“Setelah
berdiskusi tadi, Eric sebagai ketua kelas, Jovita sebagai wakil ketua kelas,
dan Anes sebagai sekretaris. Ibu berharap kalian dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.”
Tak
lama, bel pulang sekolah berbunyi.
“Oke,
anak-anak hari ini cukup sekian. Besok jangan lupa membawa buku sesuai jadwal
ya!”
Ibu
Sisca meninggalkan kelas diikuti dengan anak-anak yang lain. Aku pun mulai
beranjak dari tempat dudukku.
“Eh,
Julian tunggu! Boleh minta ID LINE kamu?”
“Hmm…
boleh ID LINE-nya Julian.SA. Aku pulang duluan ya!”
“Oke,
makasih. Hati-hati di jalan!”
Bersambung... ©2023 WillsonEP
it's love at first sight
ReplyDeleteTernyata bener kata temen gue... seru sih lanjut next part
ReplyDeleteSeru bangett 🔥🔥
ReplyDelete