Julian & Jovita [NV] (Chapter 20)
20. Seharian dengan Julian
// Jovita’s point
of view (POV) start.
Setelah
makan puding, kami melanjutkan jalan-jalan berkeliling Kota Bandung. Aku senang
sekali Julian mau meluangkan waktunya di hari ulang tahunku. Perlu kalian
ketahui, Julian bukan tipe lelaki yang suka diajak pergi. Ia lebih suka
menghabiskan waktunya di rumah.
“Julian,
aku senang banget deh hari ini. Kamu yakin mau ajak aku jalan-jalan seharian?”
“Tentu,
jarang-jarang kita bisa jalan berdua begini. Biasanya aku malas keluar.”
“Iya,
juga. Sekarang kita mau ke mana?”
“Terserah
kamu, Jovitaku. Kamu mau ke mana?”
“Bagaimana
kalau kita makan ice cream?”
“Boleh,
ice cream di mana?”
“Namanya
Amanda Ice Cream. Lokasinya dekat sekolah. Kamu tahu?”
Julian
menggeleng.
“Ya
sudah, nanti aku tunjukkan nanti. Sekarang kita jalan ke sekolah dulu aja.”
“Oke
deh.”
Tak
lama, kami tiba di tujuan. Kebetulan lokasi kami tak begitu jauh dari lokasi
Amanda Ice Cream.
“Sampai
deh. Kita turun sekarang?”
“Oke.”
Kami
berdua turun, kemudian memasuki gerai untuk melakukan pemesanan. Kuminta Julian
duluan mencari kursi kosong. Sebelum pergi, Julian sempat menawari masalah
pembayaran ice cream yang hendak dipesan, tetapi kali ini aku menolak
uangnya. Kali ini biar aku yang membayar. Menurutku, pacaran nggak harus selalu
cowok yang membayar, bergantian lebih baik.
Kusegera
memesan dua cup chocolate ice cream. Setelah urusan pembayaran selesai,
aku segera menyusul Julian yang telah mendapatkan kursi kosong.
“Ini dia
ice cream-nya. Kamu harus cobain. Ini enak.”
“Thankyou,
Jovita.”
Julian
mulai mencicipi ice cream-nya.
“Gimana
rasanya? Enak?”
“Enak,
Jovita. Kenapa aku baru tahu tempat ini sekarang. Ini tempat baru?”
“Nggak,
sudah agak lama. Kalau nggak salah sudah setahun lebih. Aku tahu karena diajak
sama Anes dan Kevin.”
“Oh,
gitu. Ya sudah, kamu juga makan dong ice cream-nya.”
“Iya,
iya.”
Selesai
makan ice cream, aku mengajak Julian ke restoran bebek goreng langganan
kami. Namun, di tengah perjalanan aku ketiduran. Mungkin karena kelelahan.
Begitu aku bangun aku telah berada di kamar. Aku segera meraih ponselku untuk
melihat apakah ada pesan dari Julian atau tidak.
Julian
Steve Ananta
Today
Selamat
istirahat, Jovitaku♥️. Tadi
kamu ketiduran di mobil, jadi aku anterin kamu ke rumah. Oh, iya aku juga udah
beliin bebek goreng sama nasi uduk buat kamu. Jangan lupa dimakan ya! 16:04
Read
17:58 Makasih, Julianku😘 Nanti
aku makan bebek sama nasi uduknya. Maaf ya, tadi aku ketiduran. Padahal aku
masih mau jalan-jalan sama kamu.
Ga
apa-apa. Pasti kamu kelelahan. Lain waktu ya! 17:58
Aku
beranjak dari tempat tidur untuk mencuci muka terlebih dahulu. Setelah itu, aku
memutuskan keluar kamar untuk makan malam.
“Eh,
Jovita. Kamu sudah bangun rupanya. Ayo, kita makan malam.”
“Iya,
Pa.”
Aku
bergabung duduk di ruang makan.
“Gimana
tadi jalan-jalan sama pacarnya? Pasti senang banget ya?”
“Pasti
seneng banget dong.”
“Ya
sudah, sekarang kita mulai makan malamnya. Ini ada nasi uduk dan bebek goreng
pemberian calon mantu Papa.”
“Ah,
Papa bisa saja. Masih lama, Pa.”
Kami
pun mulai menyantap nasi uduk dan bebek goreng pemberian Julian.
“Hmm,
bebeknya enak beli di mana, Jovita?”
“Itu
di restoran bebek goreng yang waktu itu aku ceritain, Pa.”
“Oh,
gitu. Kapan-kapan kita makan langsung di sana ya!”
“Boleh,
deh. Eh, iya. itu baju couple-nya? Cie, cie, ada tulisannya Julianku.
Mama baru sadar kamu pakai baju couple,” goda mama.
“Cie,
sudah bikin baju couple juga ya?”
“Iya
nih, Pa. Baru saja dikasih. Hadiah ulang tahun katanya.”
“Oh, cie-cie
makin mesra nih,” goda papa dan mama.
Selesai
makan malam, aku kembali ke kamar. Aku mengambil handuk dan bergegas masuk
kamar mandi. Sekitar 15 menit, aku berada di kamar mandi untuk membersihkan
diri dari keringat setelah seharian pergi bersama Julian. Aku bahagia sekali
hari ini. Julian, terima kasih ya sudah ajak aku jalan-jalan.
Selesai
mandi, aku mencoba menghubungi Julian. Namun, nomornya Julian sedang tidak
aktif. Mungkin dia belum nge-charge ponselnya. Aku pun memutuskan untuk
meninggalkan pesan untuknya.
Julian
Steve Ananta
19:20
Julianku, makasih ya udah nemenin aku jalan hari ini. Aku seneng banget hari
ini. Selamat tidur, Julianku. Aku tidur ya!
Aku
menutup ponselku dan bergegas untuk tidur.
“Selamat
tidur, Julianku.”
// Jovita’s point
of view (POV) end.
Bersambung... ©2023 WillsonEP
Comments
Post a Comment