Julian & Jovita [NV] (Chapter 3)

By

 3.   Ketemuan?

Setelah mengobrol dengan Anes dan Kevin melalui chat, aku mencoba kembali menghubungi Julian. Aku masih penasaran dengannya.

Julian Steve Ananta

Today

12:00 Julian, ngobrol yuk!

Hmm… kok nggak dibaca ya? Apa dia sibuk?

Aku kembali mengirimi dia pesan.

12:00 Apa kamu sedang sibuk?

Dia belum baca juga. Apa dia sedang nggak pegang ponsel ya? Apa ponselnya mati? Aku tunggu saja deh balasannya. Aku memutuskan untuk membaca Wattpad terlebih dahulu sambil menunggu pesan balasan. 30 menit kemudian, akhirnya aku mendapatkan pesan balasan.

Julian Steve Ananta

Maaf, baru balas tadi aku ketiduran. 12:30

Mau ngobrol apa? 12:30

Read 12:31 Ya, ngobrol apa gitu.. biar kita lebih saling mengenal.

Boleh, tapi kayaknya lebih baik kita ketemuan, biar ngobrolnya enak. Bagaimana kamu bisa? 12:34

Read 12:35 Kamu seriusan ngajak aku ketemuan?

Serius, Jovita. Kamu bisa ‘kan? 12:36

Read 12:36 Aku bisa.

Nanti aku jemput ya jam 4 sore. Jangan lupa share loc rumah kamu. Sampai ketemu😊 12:36

Read 12:37 Oke, Julian ini lokasinya.

Read 12:37 Jovita sent a location.

Aku menaruh ponselku di meja. Kemudian, kubuka lemari pakaian untuk mencari baju terbaik untuk ketemuan dengan Julian nanti sore.

“Aku harus pilih baju nih buat nanti sore. Kan mau ketemu Julian, jadi harus cantik nih. Ah, aku ngomong apa sih. Kan aku juga bukan ngedate sama dia hanya ketemuan.”

// Jovita’s point of view (POV) end.

 

 

 

// Julian's point of view (POV) start.

Aku baru saja terbangun dari tidur. Kulirik jam telah menunjukkan pukul 12.25. Ternyata aku ketiduran cukup lama. Setelah membereskan buku-buku pelajaran tadi, aku memutuskan untuk berbaring sebentar di tempat tidur hingga ketiduran. Kubuka ponselku untuk mengecek apakah ada pesan yang masuk saat aku tidur. Ternyata ada pesan masuk dari Jovita.

Kubuka pesan masuk dari Jovita dan segera membalasnya. Jovita ingin ngobrol denganku supaya saling kenal? Apa aku ajak ketemuan saja? Ya, aku ajak ketemuan saja deh. Semoga dia bisa.

Yes, dia bisa! Nanti aku jemput ya jam 4 sore. Jangan lupa share loc rumah kamu. Sampai ketemu. Send!

Tak lama, Jovita mengirimkan lokasi rumahnya. Ternyata rumah kami berdekatan. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit perjalanan jika menggunakan mobil. Kenapa aku tiba-tiba mengajaknya ketemuan? Apakah kamu sudah tidak waras, Julian? Kamu nggak pernah ngajak cewek ketemuan hanya berdua loh?

Bersambung... ©2023 WillsonEP

Comments

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

📣 BESOK! Bisakah Aku Bahagia Eksklusif di KaryaKarsa

By
Di hari yang seharusnya menjadi momen paling membahagiakan dalam hidupnya, Yemima justru harus menghadapi kenyataan pahit—Nino, tunangannya memilih pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Di tengah kepedihan dan kekecewaan, hadir sosok Arka—sahabat masa kecilnya yang selalu ada, bahkan ketika dunia terasa runtuh. Bersama dengan Arka, Yemima perlahan belajar menerima kenyataan, berdamai dengan luka, dan menata ulang hidupnya. Namun, ketika kenyamanan mulai tumbuh menjadi rasa yang lebih dalam, Yemima dihadapkan dua pilihan, apakah ia siap membuka hati lagi atau masih terpenjara dalam bayang-bayang masa lalu? Bisakah Aku Bahagia mulai 7 Juni 2025 eksklusif di KaryaKarsa.
Read more >>

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)

By
Chapter 8 : Pacaran sama Pak Dosen Aku sedikit kaget mendengar pernyataan Pak Dio yang menyatakan perasaannya padaku. Aku pikir kedekatan kami selama ini hanya hubungan tetangga, mahasiswi, dan dosen. Ternyata Pak Dio memiliki perasaan lebih. Pak Dio pun menembakku detik itu juga. “Apa kamu mau jadi pacar saya, Raisa?” “Pak Dio bercanda ‘kan?” “Saya sedang tidak bercanda, Raisa. Saya benar-benar menyukaimu, mencintaimu. Saya yakin kamu juga punya perasaan yang sama.” “Pak Dio tahu dari mana?” “Tatapanmu, Raisa. Jadi bagaimana? Kamu mau jadi pacar saya?” “Saya ragu, Pak. Takutnya hubungan kita dipermasalahkan oleh pihak kampus.” “Itu bukan masalah besar, Sa. Di kampus kita bisa berhubungan antara dosen dan mahasiswa. Kalau di luar kampus, kamu pacar saya. Banyak kok hubungan yang seperti kita ini.” “Hmm … saya mau jadi pacar Pak Dio.” “Kamu terima saya? Saya senang dengarnya. By the way jangan panggil saya Pak di luar kampus panggil Mas Dio saja ya?” “Oke, Mas.” -o...
Read more >>