Julian & Jovita [NV] (Chapter 8)

8.   Julian Dirawat

// Julian's point of view (POV) start.

Pesta telah selesai. Jovita dan teman-teman yang lainnya baru saja pulang beberapa menit yang lalu. Aku kembali ke kamar untuk mandi. Selesai mandi kuraih ponselku, kemudian kubuka grup sahabatku untuk mengucapkan terima kasih atas kejutan yang mereka siapkan.

Best Friends (4)

Today

Read by 3 Thankyou guys buat kejutan hari ini. 18:17

Jovita Putri

Sama-sama, Julian (emot peluk) 18:17

Kevin Christian

Cie...cie Jovita pake emot peluk 18:18

Anes Setiawan

😆😆 18:18

Jovita Putri

Peluk sahabat ini 😆 Kalian jangan sok tau @Anes Setiawan @Kevin Christian 18:19

Kevin Christian

Oh, peluk sahabat kirain peluk rasa cinta 🤣 18:20

Anes Setiawan

Mana nih @Julian Steve Ananta ? Muncul dong🤣 Ini ada peluk dari Jovita. 18:21

Kevin Christian

Read by 3 nih berarti Julian baca chat. Jul, lo masih di sana kan?18:22

Aku menaruh ponselku karena badanku terasa semakin lemas. Aku pun memutuskan untuk beristirahat.

// Julian's point of view (POV) end.

Tak lama, Julian tertidur dikarenakan kondisinya semakin lemas dan ia pun demam hingga mengigau.

“Jovi…ta… ka… mu… di… ma… na?”

Suaranya cukup keras dan berulang sehingga terdengar sampai lantai bawah.

“Itu kan suara Julian. Dia kenapa ya, Pa?”

“Papa juga tidak tahu. Ayo, kita cek!”

Steve dan Novi menghampiri kamar Julian untuk mengecek kondisi anaknya.

“Badan Julian panas banget, Pa! Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.”

“Ya, sudah. Ayo kita bawa Julian ke rumah sakit!”

Steve menggendong Julian ke dalam mobil. Mereka segera berangkat menuju rumah sakit terdekat.

“Dokter, suster, tolong anak saya!” teriak  Steve panik.

“Baik, Pak. Sus, ayo bawa ke UGD sekarang!” perintah dokter.

Julian di bawa masuk ke UGD.

“Ibu dan Bapak tunggu sini ya! Saya periksa dulu pasiennya.”

“Baik, Dok. Lakukan yang terbaik untuk anak saya,” jawab Novi.

Dokter masuk untuk memeriksa Julian. Tak lama, dokter keluar dari ruang UGD.

“Setelah saya lakukan pemeriksaan, anak Bapak dan Ibu harus melakukan tes laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Silakan Bapak dan Ibu urus administrasinya terlebih dahulu.”

“Baiklah, Dok. Lakukan yang terbaik. Saya akan urus administrasinya. Ma, kamu tungguin Julian di sini ya?”

“Oke, Pa.”

“Sus, tolong ambil darah pasien untuk dilakukan tes laboratorium.”

“Baik, Dok,” jawab suster.

“Dok, apakah saya boleh masuk untuk menemani anak saya?” tanya Novi.

“Tentu boleh, Bu. Silakan kalau Ibu mau menemani pasien. Saya izin permisi mau cek pasien yang lain. Kalau hasilnya sudah keluar, saya akan kembali lagi ke sini.”

“Baik, Dok.”

Novi memasuki ruang UGD, menghampiri Julian yang terbaring lemah dan masih belum sadarkan diri. Tak lama, Steve memasuki ruangan.

“Ma, bagaimana kondisi Julian?”

“Masih belum sadar. Suster sudah ambil darah Julian?”

“Sudah, Pa. Tinggal tunggu hasilnya.”

“Semoga hasilnya Julian baik-baik saja.”

“Amin, Pa.”

“Ma, Pa. Julian ada di mana?” tanya Julian lemah.

“Akhirnya kamu sadar juga, Sayang. Sekarang kamu di rumah sakit. Badanmu demam.”

“Iya, Julian. Sekarang apa yang kamu rasakan?”

“Kepala Julian pusing banget Pa. Badan Julian juga kerasa lemas.”

“Sabar ya, Sayang. Hasil lab kamu belum keluar. Kita harus tunggu hasilnya. Sekarang kamu istirahat dulu saja ya!”

Satu jam kemudian. Suster memasuki ruangan.

“Permisi, Pa, Bu. Hasil lab sudah keluar dan hasilnya sudah ada di dokter. Mari saya antar ke ruangannya.”

“Oke, Sus,” jawab Steve.

“Biar Papa yang ke sana. Mama di sini aja ya!”

“Oke, Pa.”

Steve pergi ke ruangan dokter.

“Menurut hasil lab, anak Bapak sakit demam berdarah dan harus di rawat inap.”

“Baik, Dok. Tolong lakukan yang terbaik untuk anak saya. Kamarnya saya pilih yang VIP ya, Dok!”

“Baik, Pak. Sus, tolong siapkan ruangan VIP untuk Julian ya!”

“Baik, Dok,” jawab Suster.

 

 

// Jovita’s point of view (POV) start.

Setelah membalas pesan di grup sahabat, aku memutuskan mengirimkan pesan secara personal.

Julian Steve Ananta

Today

18:24 Julian, sekali lagi, Happy Birthday ya!! Panjang umur, sehat selalu, GBU😉.

18:25 Kamu udah tidur ya?

18:25 Pasti kamu kecapean.

18:26 Selamat tidur, Julian!

Julian tidak membaca pesanku. Apa dia sudah tidur ya karena kelelahan? Sepertinya iya. Aku menaruh ponselku dan memutuskan untuk melakukan aktivitas lainnya.

Keesokan harinya. Aku bangun seperti biasa pukul 04.30. Seperti biasa, aku membuka ponselku terlebih dahulu. Ternyata chat-ku yang kemarin belum dibaca oleh Julian.

 “Dia kenapa ya? Apakah dia belum bangun? Nggak seperti biasanya dia begini.”

Aku mencoba kembali mengiriminya pesan, tetapi hasilnya tetap sama. Ia sama sekali tidak membaca pesannya. Apa dia lupa menyalakan ponselnya?

Julian Steve Ananta

Today


18:24 Julian, sekali lagi, Happy Birthday ya!! Panjang umur, sehat selalu, GBU
😉.

18:25 Kamu udah tidur ya?

18:25 Pasti kamu kecapean.

18:26 Selamat tidur, Julian!

Today

 04:32 Selamat pagi, Julian!

Aku pun memutuskan untuk pergi mandi terlebih dahulu. Siapa tahu habis mandi Julian membalas pesanku? Sekitar 15 menit aku selesai mandi. Setelah mengenakan seragam dan memeriksa kembali buku yang telah dibereskan, aku membuka kembali chat Julian. Ternyata pesanku belum dibalas juga.

 “Julian, kamu ke mana? Aku khawatir.”

Setibanya di sekolah. Aku sama sekali tidak melihat keberadaannya. Belakangan Bu Sisca memberitahu bahwa Julian sedang dirawat di Rumah Sakit Medika Pratama karena sakit DBD. Pantas saja pesanku tidak ia baca. Pulang sekolah nanti, aku, Anes, dan Kevin berencana untuk menjenguknya. Lekas sembuh, Julian.

Bersambung... ©2023 WillsonEP

Comments

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

📣 BESOK! Bisakah Aku Bahagia Eksklusif di KaryaKarsa

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)