Little Parents (Chapter 5)

Chapter 5 | Positif (+)

Bima masih berada di sebuah taman, menunggu Aline yang belum kembali dari WC untuk melakukan tes kehamilan. Sudah 10 menit ia menunggu, ia masih belum mendapatkan kabar dari gadis itu. Bima pun mencoba menghubungi gadis itu.

Aline ❤️

Read 05:50 Lin, sudah keluar hasilnya? Gimana hasilnya? Kok belum kamu kirim?

Nggak sabaran banget.😔 Hasilnya nggak bagus, Bim.😭 05:51

Aline sent you a photo 05:51

Aku hamil, Bim. Aku harus bagaimana? 😭 05:52

Read 05:53 Kamu tenang ya? Aku ke sana sekarang.

Bima segera menghampiri gadis itu. Begitu gadis itu melihat Bima, ia langsung memeluknya.

“Bim, gimana nih? Aku takut banget.”

“Kamu tenang ya, Lin? Kita hadapi masalah ini berdua. Aku janji nggak akan tinggalin kamu sendiri. Sekarang kita pergi dari sini ya? Jangan nangis. Takutnya orang lain lihat disangka aku apa-apain kamu.”

Aline hanya mengangguk, kemudian ia mulai menghentikan tangisannya.

“Kamu minum dulu biar agak tenang.”

Bima menyodorkan botol minumnya pada Aline. Setelah Aline agak tenang, mereka kembali ke sepeda dan berangkat sekolah. Sepanjang perjalanan, Aline hanya diam, tidak bersuara. Sesekali Bima menengok dan memanggil gadis itu, tetapi ia sama tidak merespon. Melihat kondisi Aline sekarang, Bima menjadi merasa sangat bersalah.

Seandainya waktu itu ia tidak menanyakan hal konyol pada Aline, mungkin semua ini nggak akan terjadi.

“Ah, kamu bodoh Bim! Ini semua salahmu!” gerutu Bima pada dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian. Mereka tiba di sekolah. Setelah Bima, selesai memarkirkan sepedanya, Aline langsung berlari meninggalkan pria itu.

“Lin, kamu mau ke mana? Mungkin dia mau ke toilet kali ya? Lebih baik aku tunggu dia di kelas.”

Bima beranjak menuju kelas. Sementara itu, gadis bernama Aline itu berlari ke arah toilet dan memasuki salah satu bilik kamar mandi. Ia kembali menangis tanpa suara karena takut ada yang mendengar tangisannya. Perasaannya sangat hancur. Apa bisa ia sekolah dengan tenang hari ini dengan perasaannya yang tengah hancur?

Bima ❤️

Lin kamu di mana? 06:37

Kamu baik-baik saja ‘kan? 06:37

Apa kamu nangis lagi di toilet ? 06:38

Please… jawab chat aku. 06:38

Aku paham perasaanmu sekarang, tapi jangan sekarang nangisnya. Orang lain bisa curiga… 06:39

“Kamu egois, Bim. Kamu nggak ngerti perasaanku sekarang. Aku hancur,” isak Aline sambil mengirimkan pesan kepada Bima.

Maaf, tapi ini demi kebaikan kita berdua. Kalau pihak sekolah tahu, masalahnya bisa makin besar.😔 06:40

Lin, please kamu bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Testpack tadi kamu simpan baik-baik. Jangan sampai orang lain lihat. 06:42

Read 06:45 Kamu nggak usah menggurui aku, Bim. Aku juga nggak mau orang lain tahu, tapi mau bagaimana perasaan ini susah untuk ditutupi. Jadi please jangan egois !!! Memangnya mau ditutupi sampai kapan? Perutku memangnya nggak semakin membesar? Kamu ‘kan pinter, Bim? Pikir dong…. 🤬

Setelah pesan itu, Bima tidak membalas lagi. Aline langsung menaruh ponselnya di dalam tas. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 07.00. Bel masuk sekolah pun telah berbunyi. Aline yang masih di dalam toilet bergegas keluar menuju kelas. Sayangnya di tengah perjalanan, ia menabrak seorang guru hingga semua isi tasnya keluar semua.

“Aline, kalau jalan hati-hati dong! Saya jadi jatuh gara-gara kamu!”

“Maaf, Bu. Saya buru-buru.”

“Tunggu dulu, apa ini?”

Sang guru melihat keberadaan alat tes kehamilan dengan sangat jelas.

“Testpack ? Testpack ini punya kamu? Kamu hamil, Aline?”

Ah, sial! Kenapa tasku pakai kebuka sih? Pasti ini karena sletingnya sudah rusak. Aline hanya bisa diam karena ia bingung harus menjawab apa.

“Aline, jawab pertanyaan saya! Ini punyamu?”

To be continued... ©2023 WillsonEP