Little Parents 2 (Chapter 1)

Chapter 1 | Welcome Home, Baby Sakti

Dua hari lalu, Aline telah melahirkan putra pertamanya dengan Bima yang diberi nama Bimasakti Arkanda Putra Alan. Seluruh proses persalinan lancar dan bayi Sakti dalam kondisi sehat dan normal. Hari ini Aline dan bayinya sudah diperbolehkan pulang.

“Semuanya sudah masuk ‘kan, Bim? Nggak ada yang ketinggalan?”

“Nggak ada, semuanya sudah aku masukin. Kita pulang sekarang? Administrasinya semua sudah aku urus.”

“Iya, Bim. Kita pulang ke rumah mama ‘kan?”

“Iya, Sayang. Ayo, kita pulang! Sakti, sekarang kita pulang ya?”

Bima dan Aline mulai berjalan keluar klinik menuju mobil. Aline menggendong Sakti sementara Bima membawa tas berisi pakaian kotor selama menginap di klinik. Sebelum tiba di mobil, mereka tak sengaja berpapasan dengan Adrian, Edo, dan Reyhan—sahabat Bima.

“Halo, Brother. Kalian sudah mau pulang? Memangnya Aline sudah boleh pulang?” sapa Adrian sambil menepuk bahu Bima.

“Iya, sudah dibolehin sama dokter.”

“Syukurlah, selamat ya atas kelahiran anak lo, Bim, Lin. Maaf, baru sempat jenguk.”

“Iya, Bim, Lin. Selamat ya!” tambah Edo dan Reyhan kompak.

Thanks, nggak apa-apa kok.”

“Btw, anaknya cowok atau cewek nih, Lin?”

“Cowok, Dri. Namanya Bimasakti Arkanda Putra Alan. Panggilnya Sakti.”

“Oh, gitu. Ganteng banget anaknya. Sekali lagi, congrats ya!”

Thanks, Dri.”

“Oh, iya kalian mau langsung pulang? Biar gue antar ya?”

“Iya, langsung pulang. Nggak usah repot-repot, Dri. Kami bisa pulang sendiri. Kebetulan waktu ke sini kami bawa mobil. Tuh mobilnya di sebelah sana.”

“Iya, Dri. Kami bawa mobil. Kami pamit dulu ya?”

“Ya, sudah kalian hati-hati. Bim, bawa mobilnya jangan ngebut! Nanti anak lo nangis!”

“Siap, siap! Aku duluan ya?”

“Oke.”

Bima dan Aline berlalu, masuk ke dalam mobil. Bima pun langsung melajukan mobil menuju kediaman orang tua Aline. Satu jam perjalanan, mereka tiba di tujuan.

“Akhirnya sampai juga. Sakti sayang, ini kita sudah sampai di rumah. Sekarang kita turun ya? Eyang pasti sudah nungguin kedatangan kita. Bim, ayo kita masuk!”

“Iya, iya. Sebentar aku ambil barang-barang di bagasi dulu.”

Setelah Bima mengambil barang di bagasi, mereka pun mulai masuk ke dalam.

Welcome home, Baby Sakti!” sambut Karina, Afan, dan Destiana kompak.

“Akhirnya cucu pertama Eyang sampai juga di rumah ini. Alin, boleh Mama gendong Sakti?”

“Boleh dong, Ma. Nanti gantian ya sama Bapak dan Ibu.”

“Iya, sabar ya Pak Afan dan Bu Desti. Habis saya gendong, nanti giliran kalian ya?”

“Nggak apa-apa, Bu. Duluan saja. Kami bisa nanti gendongnya.”

Aline menyerahkan Sakti kepada Karina.

“Cucu Eyang yang ganteng. Akhirnya kamu pulang juga. Oma, kakek, dan nenek kamu sudah siapkan kejutan spesial buat kamu, Sayang.”

“Kejutan apa, Ma?” tanya Bima dan Aline kompak.

“Hmm, kalian penasaran? Kita lihat langsung saja ya? Ayo, semuanya!”

Mereka semua beranjak menuju kamar yang lokasinya tepat di dekat kamar Aline.

“Ini kamar kamu, Sakti. Eyang, Kakek, dan Nenek sengaja mempersiapkan ini khusus buat kamu.”

“Ini serius, Ma?” tanya Bima terkagum-kagum melihat ke seluruh sudut ruangan.

“Ya, serius. Ini demi cucu kesayangan Eyang. Gimana, Lin? Ada yang kurang nggak menurut kamu.”

“Hmm… cukup, Ma. Kamarnya bagus banget.”

“Iya, dong. Ini berkat bantuan Pak Afan dan Bu Desti juga. Makasih ya, Besan.”

“Sama-sama, Bu. Saya senang bisa membantu mendekor kamar untuk Sakti, cucu pertama kita.”

“Sekarang Pak Afan mau gendong Sakti?”

“Boleh, Bu Karina.”

Karina memberikan Sakti kepada Afan. Afan menerima cucu pertamanya itu dengan penuh senyuman dan kebahagiaan. Melihat wajah Sakti, Afan kembali teringat wajah Bima sewaktu bayi.

“Wah, ini sih mirip kamu, Bim. Wajahnya persis kamu waktu bayi. Benar ‘kan, Bu?”

“Iya, Pak. Mirip banget. Sayang kita waktu itu nggak bisa mengabadikan dengan foto. Bim, kamu sudah foto Sakti di HP kamu?”

“Belum, Bu.”

“Kok belum sih? Sekarang foto dong. Jangan sampai kayak Bapak dan Ibu nggak punya foto kamu waktu bayi.”

“Iya, iya, Bima foto sekarang.”

Bima meraih ponselnya, kemudian ia langsung memotret Sakti yang sudah mulai terlelap di gendongan Afan.

“Sudah, Bu. Ini fotonya.”

“Wah, lucu banget. Nanti jangan lupa kamu kirim ke Ibu ya?”

“Iya, nanti Bima kirim.”

“Sakti ‘kan sekarang sudah tidur, kita bisa mulai makan bersamanya? Aline sama Bima belum makan ‘kan?”

“Iya, Ma. Aline sama Bima belum makan.”

“Ya, sudah. Pak Afan, Sakti langsung tidurin saja di box bayi. Sekarang kita makan dulu.”

“Iya, Bu.”

Setelah menidurkan Sakti pada box bayi, mereka keluar kamar untuk makan bersama.

To be continued... ©2023 WillsonEP

Comments

  1. Akhirnya up jugaa yang ditunggu 🔥🔥

    ReplyDelete
  2. Akhirnya ❤️❤️❤️

    ReplyDelete
  3. Akhirnya yang ditunggu-tunggu Bima dan Aline balik lagi 😘😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, finally. 🎉 Jangan lupa baca sampai akhir ya :)

      Delete
  4. Yeyyyy Bima dan Aline balik lagi menemani. Gemas banget sih kalian 🤗

    ReplyDelete
  5. Akhirnya up juga, Wil. Congrats ya! 🎉

    ReplyDelete
  6. Gemas banget kalian berdua. 🤗🤗 Pasangan serasi. Semoga kalian bisah menghadapi masalah kedepannya yah. Amin

    ReplyDelete
  7. LP Lovers hadir ❤️❤️

    ReplyDelete
  8. Akhirnya tayang juga... udh nungguin dari masih di Wattpad. Ternyata di sini bisa anonim.

    ReplyDelete
  9. Bima, Aline, Sakti ❤️ Semoga kalian bahagia ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)

📣 Baca Duluan Bisakah Aku Bahagia