Little Parents 2 (Chapter 3)
Chapter 3 | Perjanjian
Setelah berpamitan dengan ketiga
sahabatnya, Bima bergegas pergi dari tempat itu untuk menemui sang mertua di
kantor Pratama Properties Group. Membutuhkkan waktu kurang lebih satu
jam untuk Bima tiba di tujuan.
“Akhirnya kamu tiba juga. Saya
sudah bilang nggak pakai lama, kenapa baru sampai?”
“Maaf, Ma. Tadi Bima sempat
terjebak macet di jalan. Oh, ya apa yang ingin Mama bicarakan sama Bima?”
“Banyak alasan. Sekarang saya
akan beritahukan soal tujuan saya memanggil kamu. Silakan kamu baca surat ini
dan segera tanda tangan.”
“Surat apa ini, Ma?”
“Silakan dibaca baik-baik.”
Bima meraih kertas yang
diberikan sang mertua dan mulai membaca isi kertas tersebut.
Surat
Perjanjian
Saya yang bertanda tangan di
bawah ini.
Nama : Bima
Arkanda Afan
Tanggal lahir : 7 Maret
Alamat Tinggal : Kompleks
Pratama House Blok Lavender No. 37
Menyetujui syarat-syarat yang
akan disebutkan di bawah agar tetap menjadi seorang suami dari Aline Karina
Putri dan ayah dari Bimasakti Arkanda Putra Alan. Syarat-syarat berikut ini
akan saya penuhi dalam kurun waktu lima tahun sejak surat perjanjian ini
ditandatangani.
1.
Menyediakan sebuah rumah yang layak untuk
Aline dan Sakti atas nama milik sendiri.
2.
Memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang
dapat mencukupi kehidupan Aline dan Sakti.
Apabila saya tidak dapat memenuhi
syarat di atas, maka saya bersedia berpisah dengan istri dan anak saya untuk
selamanya. Saya juga bersedia menerima tuntutan apabila saya melanggar
perjanjian ini.
Bandung, 29 Juli XXXX
Bima
Arkanda Afan
“Bagaimana sudah kamu baca
semuanya? Cepat kamu tandatangani.”
“Tapi, Ma... memangnya harus
pakai perjanjian seperti ini ya? Bima akan terus berusaha membuat Aline dan
Sakti bahagia.”
“Tentu, harus. Saya tidak
percaya sama kamu. Cepat kamu tandatangani atau kamu tinggalkan anak saya
sekarang juga. Bagaimana?”
“Baiklah, Bima akan tanda
tangan.”
“Bagus itu. Silakan ini
bolpoinnya sudah saya siapkan.”
Bima menerima bolpoin tersebut
dan segera menandatangani surat perjanjian yang telah dibaca. Setelah proses
penandatanganan selesai, Bima langsung pamit pulang. Pukul 16.30, Bima tiba di
rumah. Kedatangannya langsung disambut oleh sang istri dan anaknya.
“Tuh, Papa datang. Akhirnya Papa
datang juga. Kok pulang sore? Ada kerja kelompok? Kok nggak ngabarin?”
“Maaf ya? Kuotaku habis, Lin. Hai,
anak Papa. Gimana hari ini masih rewel nggak?”
“Hmm… nggak dong. Hari ini Sakti
sudah mulai nggak rewel.”
“Pinter, anak Papa. Mau Papa
gendong?”
“Lebih baik kamu bersih-bersih
dulu, Bim. Baru gendong Sakti.”
“Ya, sudah. Papa mandi dulu ya!”
Bima beranjak masuk ke kamar
untuk bersih-bersih. Tak lama, Aline menyusul ke kamar setelah menitipkan Sakti
kepada Bi Tum. Aline hendak mengambil pakaian olahraga Bima yang kotor di dalam
tas.
“Kebiasaan Bima ini. Aku ‘kan
sudah bilang kalau pulang sekolah baju olahraganya langsung dimasukin ke
keranjang. Eh, masih aja di dalam tas.”
Aline mengambil kantong kresek
berisi baju olahraga Bima yang kotor. Tak sengaja, Aline pun melihat sebuah
amplop berwarna cokelat yang ditaruh di paling belakang tas. Rasa penasaran membuat
Aline langsung mengambil amplop tersebut dan membuka isinya.
“Surat perjanjian? Surat
perjanjian apa ini?”
Aline mulai membaca surat
perjanjian tersebut hingga akhir. Aline sama sekali tidak menyangka Bima telah
menandatangani surat perjanjian itu di atas meterai. Bima berani sekali
mempertaruhkan rumah tangganya hanya untuk menuruti keinginan mama mertua.
Beberapa saat kemudian. Bima keluar kamar mandi.
“Sakti mana, Lin?”
“Ada sama Bi Tum. Aku mau nanya
sesuatu boleh, Bim?”
“Tentu, boleh dong. Kamu mau
tanya apa?”
“Kamu hari ini abis dari mana
saja?”
“Tentu, sekolah dong. Pulang
sekolah aku sempat mampir ke Warung Bakso Mang Slamet sama Adrian, Edo, Reyhan.
Habis dari situ langsung pulang. Kenapa gitu?”
“Kamu bohong! Selain dari
sekolah dan warung bakso kamu ke mana? Jawab!”
“Nggak kemana-mana, Sayang. Aku
langsung pulang. Kamu kenapa sih?”
“Oh, ya? Kalau langsung pulang,
kamu bisa jelaskan kenapa bisa ada surat perjanjian ini?”
Melihat Aline memegang surat
perjanjian tersebut, Bima hanya bisa diam.
“Kenapa diam saja? Biar kutebak,
kamu pasti habis dari kantor mama ‘kan? Kenapa kamu harus bohong?”
“Aku minta maaf, Lin. Aku nggak bermaksud
bohong sama kamu. Aku…”
“Aku kecewa sama kamu, Bim.
Bisa-bisanya kamu menandatangani surat perjanjian konyol seperti ini. Kalau
kamu sampai nggak bisa memenuhi syarat yang tercantum bagaimana? Memangnya kamu
mau pisah sama aku dan Sakti?”
“Aku pasti bisa, Lin. Kamu nggak
perlu khawatir. Aku, kamu, dan Sakti nggak akan berpisah.”
“Kamu itu terlalu percaya diri, Bim.
Beli rumah dan dapat pekerjaan bagus itu nggak semudah beli seporsi bakso.
Harusnya sebelum kamu tanda tangan kamu diskusi dulu sama aku. Jangan egois,
Bim! Kamu pikir aku mau pisah sama kamu? Nggak, Bim. Kasihan Sakti. Sakti butuh
sosok Papa.”
“Aku minta maaf. Aku memang
salah dalam hal ini, tapi aku janji akan memenuhi semua syarat itu biar kita
tetap bisa bersama.”
“Kamu yakin bisa?” tanya Aline
penuh dengan keraguan.
“Aku pasti bisa. Waktu yang
diberikan cukup lama, Lin. Kamu percaya sama aku ya?”
“Hmm… okay. Aku akan
berusaha percaya. Apa rencana kamu kedepan?”
“Tentu ada. Rencananya…”
To be continued... ©2023 WillsonEP
Sudah mulai memanas nihhh... Tante Karina meresahkan banget... semoga Bima bisa memenuhi syaratnya 🙏🏻
ReplyDeleteDitunggu chapter 4 dan seterusnyaa... Nggak bisa lamgsung up semuanya aja? Hehehe
ReplyDeleteHarusnya simpan di tempat yang aman, Bim sebelum mandi. Jadi aja ketahuan... Dasar ceroboh...
ReplyDeleteKarina meresahkan banget dari season 1😤😤 Sebel deh
ReplyDeleteKasihan, Bima😭😭 Sabar ya, Bim
ReplyDeleteDitunggu nextnya
ReplyDeleteNextnya mana?
ReplyDeleteThorrrr nextnya mana? 😏😏
ReplyDeleteKak, lanjutannya mana ya??
ReplyDeleteLanjutan mana? Kok mentok?
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya...
ReplyDeleteChapter berikut kok nggak bisa diakses?
ReplyDeleteTuh kan Karina benar-benar meresahkan. Tega bener mau misahin Bima, Aline, dan Sakti. 😤😤 Sebal dehhh 🤬🤬 Dari season 1 sudah meresahkan...
ReplyDeleteNext donggg
ReplyDeleteChapt 4 kok nggak bisa diakses ya?
ReplyDeleteChapter 4 sudah terbit ya. Updatenya setiap satu jam hingga pukul 22.00 WIB.
DeleteChap 4 mana???
ReplyDeleteKarina meresahkan bangettt sih... Tega banget sama Bima 😭😭 Bima disiksa terus di season 1 eh sekarang mau dipisahin.. 🤬😤😤 Anji*** Karina!!
ReplyDeleteSebel sama si Tante TUKANG SIKSA MENANTU 😤😤 Mati aja lo
ReplyDeleteChapter 4 mana? Kok nggak nemu ya??
ReplyDeleteChapter 4 sudah terbit ya :) Up setiap satu jam
DeleteLanjutan mana, Kak?
ReplyDelete🔥🔥 Memanas karena ada MERTUA MERESAHKANNN Semoga ane nggak dpt mertua kayak si Karina Anjimng
ReplyDeleteLanjutannya mana, Guys? Ada yang tauu?
ReplyDeleteJam 18.00, Bro/Sis. Update setiap satu jam. Baca pengumumannya.
DeleteLanjutannya setiap satu jam ya, Kak. Chapter terakhir jam 22.00 WIB malam ini. Ditunggu ya :)
DeleteMertua edann... masa mau liat anaknya cere sih tolong dong jangan gitu tante kasian alin
DeleteWAH, PAKAI SURAT PERJANJIAN SEGALA DASAR MERTUA KEJAM 😤😤 SEBEL DEHH... Maap capslock thor habis sebel sma si tante kejam
ReplyDeleteKomennya pada BADAS SEKALI... Emosi sama Tante Karina. Emang sih jahat banget di season satu Bima disiksa habis-habisan.
ReplyDeleteHmm... gue setuju sih sama Aline. Surat perjanjian konyol seperti ini harusnya jangan ditandatangan.
ReplyDelete