Magic App (Chapter 5)
Tak terasa dua hari berlalu
dan sekarang sudah hari Senin saja. Sejak pukul 08.00 tadi, aku mulai bekerja
di Revanno International Hospital. Bukan sebagai dokter maupun suster,
aku kini telah menjadi direktur utama rumah sakit internasional ini. Ting!
Tiba-tiba saja aku mendapatkan notifikasi dari Magic App.
Aplikasi tersebut mengingatkan
bahwa jadwal yang kubuat akan dimulai hari ini. Hari ini aku sudah membuat
jadwal pertemuan aku dan Devano. Devano akan datang ke rumah sakit untuk
mengajakku makan siang bersama. Tak lama, aku mendapat pesan darinya.
Devano ❤️
Della, kamu di mana? 10:50
Aku mau ajak kamu makan siang.
10:50
10:51
Aku ada di rumah sakit, Yang.
Rumah sakit? Kamu sakit?
Bagaimana kondisi kamu sekarang? Aku ke sana sekarang ya? 10:51
10:52
Aku baik-baik saja.
10:52 Mulai
hari ini aku bekerja di rumah sakit papaku.
Oh, gitu. Syukurlah, kalau
kamu baik-baik saja. 10:52
Nanti aku ke sana ya? Aku mau
makan siang bareng kamu. 10:53
10:53
Boleh. Sampai ketemu nanti. Hati-hati di jalan.
Oke, Dell. See you!
10:54
Ah, senangnya! Nanti aku makan
siang bareng Devano. Kira-kira dia mau ajak aku makan siang di mana ya? Restoran?
Kafe? Ah, di mana saja nggak masalah yang penting makan siang bareng dia.
Sekarang aku harus lanjutkan pekerjaanku dulu. Semangat, Della Revanno!
Satu jam berlalu. Devano
kembali menghubungiku. Kali ini ia meneleponnku.
“Halo, Della. Ini aku sudah
ada di parkiran rumah sakit.”
“Halo, Yang. Kamu sudah sampai
rupanya. Kita mau makan di mana?”
“Hmm… kita ketemu langsung di
Deji Resto saja ya?”
“Oke, oke. Aku ke sana
sekarang.”
Telepon langsung dimatikan
oleh Devano, padahal aku belum selesai berbicara. Sabar, Della. Kamu sudah
kenal sama Devano berapa lama? Dia ‘kan memang seperti itu. Aku beranjak keluar
dari ruanganku menuju Deji Resto yang lokasinya tepat di seberang rumah sakit. Setibanya
di sana, aku langsung bertemu dengan Devano. Devano pun mengajakku ke ruang
VIP.
“Kita ngapain ke ruang VIP?”
“Makanlah, Della. Makan
siang.”
“Aku tahu, tapi kenapa harus
di ruang VIP?”
“Aku perlu bicara penting sama
kamu.”
“Bicara soal apa?”
“Kita duduk dan pesan dulu
ya?”
“Oke.”
Devano mengajakku duduk dan
memesan makan. Setelah itu, barulah aku memberi dia waktu untuk bicara.
“Sebenarnya aku… mau cerita
sama kamu.”
“Cerita apa?”
“Akhir-akhir ini aku merasa
ada yang aneh sama diriku.”
“Aneh? Aneh gimana?”
“Aku sering banget nggak bisa ngendaliin
perasaanku, melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Seperti dikontrol sama
seseorang gitu.”
What? Kenapa
dia bisa tahu ya? Apa mungkin karena aku terlalu sering menggunakan Magic
App ? Sepertinya aku harus kurang-kurangin biar Devano nggak curiga.
“Menurutku, mungkin hanya
perasaan kamu saja deh, Yang. Memangnya siapa coba yang mau ngontrol hidup
kamu. Kamu terlalu lelah bekerja, jadi seperti ini.”
“Apa iya?”
“Gimana kalau kita pergi
liburan?”
“Liburan? Ini bukan waktunya
liburan, Della. Aku masih punya banyak kerjaan bulan ini.”
“Hmm… iya juga sih. Gimana
kalau Desember saja kita liburan?”
“Boleh, ide yang bagus. Nanti
kita rencanakan ya?”
“Oke, deh.”
Tak lama, pesanan makanan kami
diantar. Kami pun mulai menyantap makan siang yang telah dihidangkan. Satu jam
berlalu. Aku kembali ke ruanganku. Aku meraih ponselku, membuka Magic App untuk
mengatur ulang semua jadwal yang telah dibuat sebelumnya.
Aku merasa jadwal yang dibuat
terlalu banyak sehingga bisa membuat Devano curiga. Aku pun menghapus beberapa
jadwal tersebut. Seminggu ini cukup tiga kali ketemu, hari ini, hari Jumat,
sama hari Sabtu. Selebihnya itu di luar aplikasi. Semoga saja dengan
pengurangan ini, Devano tidak merasa dikontrol lagi.
Selasa, Rabu, Kamis. Hari-hari
di mana aku mengosongkan jadwal tidak menuliskan keinginanku terhadap Devano.
Hari-hari itu berjalan tanpa aplikasi sama sekali. Di hari-hari itu, Devano
tetap menghubungi, kami saling telepon dan berkirim pesan. Memang agak sedikit
berbeda karena Devano, pacarku bisa dibilang bukan orang yang romantis. Dia
sangat irit berbicara, berbicara seperlunya dia.
Tak terasa hari sudah
menunjukkan hari Jumat. Hari yang sangat aku tunggu-tunggu karena pada hari ini
aku dan Devano akan romantic dinner di restoran favoritku. Nama
restorannya adalah Skylight Restaurant. Ah, aku jadi nggak sabar nanti
malam. Ting! Aku mendapatkan pesan baru darinya.
Devano ❤️
Pagi, Dell. 05:03
Malam ini kamu ada waktu?
05:03
05:04 Hmm…
malam ini aku free. Kenapa, Yang?
Aku mau ajak kamu dinner
di Skylight Restaurant. 05:04
Bisa? 05:05
05:05
Bisa, dong. Mana mungkin aku nolak.
Oke, Della. Nanti aku jemput
kamu ya? 05:06
Sore jam 6 aku jemput kamu di
RS ya? 05:06
05:07 Langsung
dinner sepulang kerja? Nggak siap-siap dulu?
Iya, Dell. Aku sudah booking
soalnya. 05:07
Jam 7 malam. Kalau siap-siap
dulu nggak keburu. 05:08
Nggak apa-apa ‘kan? 05:08
05:09 It’s
okay. See you nanti malam.
Seperti biasanya pesanku sudah
dibaca, tetapi tidak dibalas. Aku segera menaruh ponselku karena mama sudah
memanggilku untuk sarapan.
-oOo-
Tepat pukul enam sore, Devano
tiba di rumah sakit untuk menjemputku. Ia langsung memintaku untuk naik ke
mobilnya.
“Kerjaan kamu sudah selesai
‘kan?”
“Sudah, Yang.”
“Bagus, berarti kita bisa dinner
dengan tenang.”
Devano melajukan mobilnya.
Selama perjalanan, kami tidak berbicara banyak. Devano hanya menanyakan apakah
orang tuaku tahu bahwa kami akan makan malam bersama hari ini. Ya, aku jawab
tahu karena memang aku sudah memberitahu mereka. Tepat satu jam, kami tiba di
tujuan.
Setibanya di Skylight
Restaurant, Devano langsung mengajak aku ke rooftop resto tersebut sesuai
keinginanku yang tercantum pada jadwal Magic App. Ah, dekorasi di tempat
ini sungguh indah.
“Gimana kamu suka?”
“Suka banget. Kamu yang
nyiapin ini semua?”
Devano menggeleng.
“Bukan, Mbak sama Mas di sini
yang dekor. Aku tinggal terima jadi,” jawabnya dengan wajah datar.
Memang pacarku nggak ada
romantis-romantisnya. Bohong dikit kalau dia yang dekor kenapa sih? Kenapa
harus jujur banget. Sabar, Della. Untung kamu sayang sama dia. Kalau tidak,
mungkin heels yang kukenakan sekarang sudah berada dimulutnya. Apa aku
perlu bantuan Magic App untuk membuatnya lebih romantis? Sepertinya
perlu.
“Silakan duduk, Dell.”
“Thanks.”
Beberapa saat aku duduk
bersamanya di meja yang telah didekorasi sedemikian rupa.
“Yang, aku kebelet. Boleh aku
ke toilet sebentar?”
“Tentu, Della.”
“Aku permisi sebentar.”
“Oke.”
Aku beranjak menuju toilet.
Di dalam toilet, kubuka Magic App dan kutulis keinginanku
agar Devano sedikit lebih romantis hari ini.
Tentu bisa. Magic App, make
your boyfriend as you want. Selamat makan malam, Kak Della. 19:06
Oh, iya Magic App punya
rekomendasi buat Kak Della nih. Gimana kalau habis makan malam, Kak Della sama
pacarnya check in hotel. Di sekitar sini banyak hotel yang nyaman untuk
berduaan loh. Pemandangannya juga luar biasa indah. Apa Kakak mau menikmatinya?
19:07
19:08
Tidak. Itu terlalu jauh.
Wah, sayang banget Kak Della.
Apa Kak Della yakin? 19:08
19:08
Yakin.
Baiklah, Magic App
tidak memaksa.
Selamat makan malam romantis
ya, Kak. 19:03
Aku menaruh ponselku di tas,
kemudian aku kembali ke meja.
“Sudah ke toilet-nya?”
“Sudah.”
“Kamu sekarang mau makan apa?”
“Hmm… yang seperti biasa aja.”
“Oke. Satu porsi tenderloin steak?
Minumnya lychee soda?”
“Iya, kamu masih ingat
ternyata.”
“Tentu dong, Honey. Aku
pasti ingat makanan favorit kamu di tempat ini. Mbak, pesan dua porsi
tenderloin steak dan satu pot lychee soda.”
“Baik, ada tambahan lain?”
“Sama Zuppa Soup-nya.
Kamu mau nggak, Honey?”
“Nggak, itu aja.”
“Oke. Itu saja Mbak.”
“Baik, saya ulangi pesanannya dua
porsi tenderloin steak, satu pot lychee soda, dan satu porsi Zuppa
Soup. Apakah sudah benar?”
“Benar, Mbak.”
“Baik, ditunggu pesanannya.”
“Yang, tadi kamu panggil aku
apa? Aku nggak salah dengar nih? Kamu panggil aku Honey ?”
“Kamu nggak salah dengar, Honey.”
“Sejak kapan kamu jadi
romantis seperti ini?”
“Hmm… entahlah. Setelah aku
pikir-pikir, kamu panggil aku Ayang, tapi aku nggak ada nama panggilan sayang
ke kamu selama ini. Jadi mulai hari ini aku memutuskan memanggil kamu, Honey.”
To be continued... ✨ ©2023 WillsonEP
Aplikasi sarap!!
ReplyDeleteRekomendasinya ngadi-ngadiπ‘π‘π€π€
ReplyDeleteπ€ Devano siap melayani... πAnjir serem banget aplikasi. Masa rekomendasinya gitu sih? Untung Della menolak, kalau tidak... π€π€ Lebih baik uninstall deh
ReplyDeleteNext thor
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya, Wil
ReplyDeleteπ₯
ReplyDeleteNext
ReplyDeletekpn update ?
ReplyDeleteBaca lengkapnya di mana ya?
ReplyDeleteHalo, baca lengkap bisa di Google Play Book atau KaryaKarsa ya.
Delete