Bintang Megah (Chapter 1)
Chapter
1 🔎 :
MPLS
Suatu
pagi yang cerah di kediaman keluarga Maxime Ardiaman. Julian, putra
satu-satunya keluarga itu sedang menikmati sarapan bersama sang papa di ruang
makan.
“Jul,
kamu yakin mau bersekolah di SMA Bintang Megah?”
“Julian
yakin, Pa. Itu ‘kan salah satu sekolah terbaik di kota ini. Julian senang
sekali bisa keterima di sekolah itu.”
“Sebenarnya
Papa kurang sreg kamu bersekolah di sana. Rumah ini jadi sepi kalau kamu di
sana.”
“Julian
paham, Pa, tapi Sabtu dan Minggu ‘kan Julian bisa pulang ke sini. Menghabiskan
waktu bersama Papa.”
“Kamu
benar. Ya sudah, habiskan sarapanmu. Sebentar kita berangkat ke sekolah itu.
Papa antar kamu.”
“Siap,
Pa.”
Tiga
hari yang lalu. Julian sudah menunggu hari itu tiba. Hari di mana pengumuman
penerimaan murid baru SMA Bintang Megah. Tepat pukul 12.00, hasil pengumuman
keluar dan Julian berhasil diterima di sekolah tersebut setelah berjuang
mengikuti ujian saringan masuk.
“Pa,
Julian keterima di SMA Bintang Megah! Sekolah yang selama ini Julian
impi-impikan.”
“Benarkah?
Selamat ya, Julian Maxime Ardiaman. Papa bangga sama kamu. mama di Surga pun
pasti bangga sama kamu.”
“Iya,
dong. Julian hari ini senang banget. Besok kita ke makam mama ya?”
“Oke,
besok kita ke sana ya.”
Keesokan
harinya Julian dan Maxime berangkat ke pemakaman di mana mama kandung Julian
dimakamkan.
“Mama
apa kabar? Julian sama Papa ke sini bawa kabar baik, Ma. Julian keterima di SMA
Bintang Megah, Ma. Sekolah yang Julian impikan dari dulu.”
“Iya,
Jen. Julian hebat ya? Seandainya kamu masih hidup, pasti kamu ikut bahagia
bersama kita.”
Selesai
sarapan, Julian kembali ke kamar, mengambil koper yang sudah dipersiapkan sejak
tadi malam.
“Semuanya
sudah siap. Sekarang waktunya berangkat.”
Julian
terdiam sejenak, memandangi seluruh penjuru kamarnya. Setelah itu, barulah ia
turun menghampiri Maxime yang sudah berada di luar rumah.
“Gimana,
Julian? Semuanya sudah dibawa? Ada yang ketinggalan nggak? Coba dicek lagi.”
“Semuanya
sudah aman. Julian sudah cek berulang, Pa.”
“Ya,
sudah. Kita berangkat sekarang?”
“Iya,
Pa. Sudah jam segini juga. Julian harus sudah di sana sebelum jam delapan.”
“Beres,
Papa jamin kita akan sampai di sana sebelum jam delapan. Let’s go !”
-oOo-
Julian
dan Maxime telah tiba di tujuan.
“Perlu
Papa antar masuk?”
“Nggak
perlu, Pa. Julian sudah bukan anak kecil lagi. Julian bisa sendiri.”
“Iya,
iya. Papa ngerti. Ya, sudah Papa antar sampai sini ya? Hari Jumat Papa jemput
kamu. Belajar yang rajin ya?”
“Oke,
Pa. Papa juga sehat-sehat ya! Sibuk kerja boleh, tapi jangan lupa makan.”
“Iya,
iya, Papa pasti nggak akan lupa makan.”
“Janji?”
“Janji.”
Setelah
berpamitan dengan Maxime, Julian beranjak memasuki gedung sekolah yang begitu
megah.
“Selamat
datang siswa-siswi baru Bintang Megah High School.”
“Murid
baru ya? Selamat datang di Bintang Megah High School,” sambut seorang
panitia MPLS yang bernama Ardan dilihat dari name tag yang ia gunakan.
“Iya,
Kak. Saya murid baru.”
“Murid
baru langsung ke aula sebelah sana ya?”
“Baik,
Kak. Terima kasih informasinya.”
“Sama-sama.”
Julian
melanjutkan langkahnya ke arah aula sesuai petunjuk kakak panitia. Sesampainya
di aula, Julian langsung disambut kakak panitia yang lainnya dan dipersilakan
mengisi tempat duduk yang tersedia.
“Hai,
baru datang? Perkenalkan aku Jessica. Kalau kamu?”
“Iya,
baru datang. Gue Julian.”
“Salam
kenal ya, Julian. Semoga kita bisa jadi teman.”
“Iya, salam
kenal.”
Tepat
pukul 07.00, acara pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah dibuka oleh
sang kepala sekolah Mr. Bintang Wirajaya, sekaligus pendiri sekolah ini.
“Sekali
lagi selamat datang di Bintang Megah High School. Setelah ini, kalian
bisa pergi ke kamar kalian masing-masing
“Sekali
lagi selamat datang di Bintang Megah High School. Semoga kalian betah bersekolah
di sini. Setelah ini, kalian akan diantar oleh kakak-kakak panitia ke kamar
masing-masing untuk menaruh barang-barang kalian. Baiklah, sekian pembuka dari
saya. Selamat siang semuanya.”
“Siang,
Pak.”
Julian
serta kedua temannya lain, Jason dan James ikut bersama Ardan ke asrama siswa
laki-laki. Di perjalanan menuju asrama, Ardan menceritakan banyak hal tentang
sekolah ini serta beberapa aturan yang harus dijalankan.
“Ada
pertanyaan soal peraturan-peraturannya?”
“Nggak
ada, Kak. Semuanya jelas,” jawab Julian.
“Yang
lain?”
“Jelas,
Kak,” jawab Jason dan James kompak.
“Oke,
kita sudah sampai di kamar kalian. Kamar 57 akan menjadi kamar kalian selama bersekolah
di sekolah ini.”
“Oke,
Kak. Saya mau tanya kamar di sini ada berapa banyak?”
“Pertanyaan
yang bagus. Ada sekitar 500 kamar, Jason. Satu kamar maksimal tiga orang.”
“Banyak
banget kamarnya, Kak. Semuanya terisi, Kak?” tambah James.
“Sejauh
ini baru terisi 300 kamar.”
“Oh, gitu.”
“Iya,
sekarang kalian masukkan barang-barang kalian, kita mau lanjut keliling.”
“Oke,
Kak. Sebentar ya!”
“Ini
kuncinya. Masing-masing pegang satu.”
“Terima
kasih, Kak.”
Setelah
memasukkan barang-barang, mereka lanjut berkeliling. Ardan kembali menjelaskan
fasilitas-fasilitas yang tersedia.
“Kalian
sudah download aplikasi BM Mobile ?”
“Belum,
Kak.”
“Sekarang
kalian download dulu ya. Nanti Kakak ajarkan cara daftarnya.”
Setelah
mengunduh aplikasi tersebut, Ardan mulai mengajari ketiganya mendaftar.
“Nah,
akun kalian berhasil dibuat. Di sana ada berbagai informasi yang dapat kalian
lihat.”
“Untuk
cara pakainya saya rasa tidak perlu diajarkan ya? It’s simple app. Just
click and you will get the information you need.”
“Boleh
saya tanya sesuatu, Kak?” tanya Jason penasaran dengan M-Points yang tertera
pada aplikasi.
“M-Points
itu apa?”
“M-Points
itu singkatan dari Megah Points. Intinya setiap siswa-siswi punya
poin di sini.”
“Cara
dapat poin gimana, Kak?” tanya James.
“Untuk
lebih jelasnya nanti biar Mr. Bintang yang menjelaskan. Saya nggak punya
wewenang memberitahu.”
“Oh,
gitu. Kalau gunanya buat apa?”
“Nanti
dijelaskan ya, Jason. Ada lagi yang ingin ditanyakan?”
“Kalau
Kak Ardan kamarnya di mana?” tanya Julian penasaran.
“Kamar
saya nomor 47. Jadi kalau ada apa-apa, kalian bisa ke kamar saya.”
“Oke,
Kak.”
“Kita
lanjut keliling ya?”
Sekitar
dua jam lamanya, mereka berkeliling untuk melihat fasilitas yang tersedia di
sekolah ini. Setelah itu, diadakan beberapa games untuk memeriahkan
penyambutan para siswa-siswi baru. Selama kegiatan MPLS berlangsung, semua
terlihat bahagia menikmati acara. Tidak ada yang namanya perpeloncoan yang
biasa terjadi setiap tahun ajaran baru. Kegiatan MPLS ditutup oleh wakil kepala
sekolah Mr. Chandra Wirajaya.
“Sekian
acara MPLS pada hari ini. Kalian boleh ke kamar masing-masing untuk istirahat
atau lanjut keliling juga boleh. Pesan saya hanya satu, taati setiap peraturan
yang ada. Sampai ketemu besok di kegiatan belajar mengajar. Selamat siang
semuanya.”
“Siang,
Pak.”
Julian,
Jason, dan James beranjak meninggalkan aula menuju kamar. Mereka memutuskan
untuk beristirahat sebentar setelah beraktivitas hampir sepanjang hari.
“Akhirnya
bisa istirahat juga. Jujur ini diluar ekspetasi gue sih. Sekolah ini lebih
keren dari yang gue lihat di website,” ujar Jason kagum dengan kemewahan
yang ada. “Pantas saja biaya masuk di sini nggak main-main, sebanding banget
sama fasilitas yang lengkap dan mewah,” lanjut Jason.
“Iya,
benar kata lo. Ini keren banget! Gue bakal betah banget tinggal di sini. Jul,
kalau menurut lo gimana? Kok diem aja sih?” tambah James.
“Ya,
kurang lebih sama. Beruntung banget gue bisa keterima di sini. Setelah proses
yang cukup panjang, akhirnya bisa juga gue menginjakkan kaki di sini. Ini
sekolah impian gue dari dulu.”
“Wah,
sama dong. Dari SD gue udah rewel ke bokap supaya gue bisa sekolah di sini.
Sumpah nggak nyesel! Kegiatan MPLS tadi juga sama sekali nggak ada perpeloncoan
yang biasa terjadi. Menyenangkan deh pokoknya. Gue harap pembelajaran di sini
juga menyenangkan. Gue ini orangnya gampang bosen,” ujar Jason lagi.
“Maaf
ya, Jul. Kalau temen gue ini banyak omong, dia memang begitu sejak dulu.”
“Kalian
sudah saling kenal?”
“Udah
lama banget. Dari SD gue kenal sama Jason. Dia memang bawel. Jadi harap
maklum.”
“Oke,
gue sih nggak masalah.”
“Syukurlah,
makasih sudah memaklumi.”
“Udah
dong, James. Jangan sebar aib gue ke Julian. Malu gue.”
“Tau
malu juga lo?”
“Tau
lah! Oh, iya gue masih penasaran sama M-Points. Apa bisa ditukar hadiah
ya?”
“Mungkin,”
jawab James berusaha menanggapi temannya yang terlalu penasaran sama sesuatu
yang baru.
“Wih,
poin gue nambah!”
“Wah,
nambah jadi berapa?”
“10 poin,
coba lihat deh yang kalian, nambah nggak?”
“Hmm…
sama gue juga nambah. Lo juga ‘kan, Jul?”
“Iya,
+10 points from MPLS Day.”
“Wah,
kira-kira bisa ditukerin apa ya? Makanan? Minuman? Atau mungkin voucher
liburan?”
“Jangan
berharap ketinggian. Bisa aja hanya untuk seru-seruan. Bener nggak, Jul?”
“Setuju,
apa yang dikatakan James ada benarnya. Lebih baik kita istirahat sekarang.
Katanya mau istirahat, jadi nggak?”
“Hmm…
jadi!” respon Jason sambil menarik selimutnya.
“Ada
yang pundung nih.”
“Gue
nggak pundung. Gue ngantuk. Jangan berisik kalian!”
“Kita
istirahat ya, Jul.”
“Oke.”
To be continued... 🔎 ©2023 WillsonEP
Bagaimana chapter perdana Bintang Megah?
Tulis di kolom komentar ya...
🤗🤗 Ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteAkhirnya update juga. Sejauh ini masih b aja sih
ReplyDeleteBaca terus kelanjutannya ya... 😉
DeleteLanjut thorr
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya 🙌
DeleteMisterinya blm kelihatan, ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteSabar ya, Kak. Bintang Megah update setiap Jumat.
DeleteNext, Bang Will. Ceritanya banyak ya... Semangat terus
ReplyDeleteTerima kasih. 🤗
DeleteSeru thorr ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteKurang rame thorr apa mungkin gara-gara baru chapter 1 ya?
ReplyDeletechapter 2 & 3 kok nda bisa diakses ya?
ReplyDeleteChapter 2 & 3 belum tayang ya... Chapter baru tayang setiap Jumat pukul 18.00 WIB.
Deleteeror thor, mohon segera diperbaiki chapter 2 dan 3 nya
ReplyDeleteBukan error ya, tapi memang belum tayang. Mohon ditunggu, Kak.
DeleteKeren 👌👌
ReplyDelete