Bintang Megah (Chapter 8)

Chapter 8 🔎 : Tugas Harian Dimulai

Senin pagi, Julian diantar oleh Maxime kembali ke SMA Bintang Megah. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 pagi.

“Yakin kamu mau turun sekarang? Masih sepi loh.”

“Yakin, Pa. Julian pamit masuk dulu ya?”

“Oke, belajarnya yang rajin ya. Jumat nanti papa yang jemput.”

“Siap. Bye, Pa.”

Bye.”

Julian turun dari mobil. Ia langsung beranjak menuju kelasnya X-1. Sesampainya di kelas, Julian memutuskan untuk membuka aplikasi BM Mobile. Kali ini Julian penasaran dengan daily tasks yang hari Jumat lalu diumumkan Mr. Bintang. Dibukanya menu check history, dan terlihat menu baru muncul di halaman tersebut, Daily Tasks. Dipilihnya menu baru tersebut hingga muncul peringatan.



Halaman Daily Tasks ini bersifat rahasia. Jangan sekali-sekali memberitahukan apa tugas harian Anda kepada siapapun. Hanya Anda yang boleh mengetahuinya. Silakan buat 6 digit PIN untuk menjaga Daily Tasks Anda dari orang lain.

“Hmm… Serahasia itukah? Bukannya ini hanya optional kenapa harus dirahasiakan? Aneh-aneh saja. Ikuti saja deh. PIN-nya ******.”

PIN berhasil dibuat. OK.

“Hmm… daily tasks-nya nggak sulit. Oke, istirahat nanti aku ke perpus pinjam buku, pulang sekolah baru berenang. Meskipun ini bersifat opsional apa salahnya dilakukan. Badan sehat dan menambah pengetahuan juga.”

“Selamat pagi, Julian. Kamu sudah datang rupanya. Kamu lagi ngapain?”

“Pagi, Jessica. Ini gue lagi lihat-lihat aplikasi BM.”

“Oh, sudah lihat daily tasks hari ini?”

“Sudah.”

“Kok aneh ya daily tasks saja harus dirahasiain? Apa daily tasks kamu ada yang aneh?”

“Entahlah, untuk hari ini sih nggak ada yang aneh. Masih dalam batas wajar.”

“Hmm… Kalau aneh lebih baik tidak usah dilakukan, Jul.”

“Oke, ini opsional juga ‘kan?”

“Iya, aku bakal jalanin yang masuk akal dan mudah.”

“Oke, oke.”

-oOo-

Bel waktu istirahat baru saja berbunyi. Setelah guru yang mengajar keluar kelas, semua murid berhamburan keluar kelas dengan gembira. Selain bahagia karena bisa istirahat setelah berkutat dengan pelajaran, pasti murid-murid lain bersemangat untuk mengumpulkan M-Points. Jam istirahat kali ini, Julian memutuskan untuk ke perpus dan meminjam satu buku.

“Jadi satu buku saja, Nak?” tanya penjaga perpus.

“Iya, Bu. Ini dulu saja.”

“Baik, silakan Scan QR-nya.”

Julian meraih ponselnya dan memindai QR Code yang tersedia.

“Sudah saya scan, Bu.”

“Baik, sekarang bukunya bisa kamu bawa.”

“Oke, Bu. Terima kasih.”

“Sama-sama.”

Selamat! Salah satu daily tasks kamu terlaksana.

“Hmm… seru juga ternyata berburu M-Points.”

“Eh, Jul. Lo ke perpus juga.”

“Iya, nyoba minjem buku. Kayaknya buku-buku di sini bagus buat menambah ilmu.”

“Oh, gitu. Gue juga mau menambah ilmu. Gue masuk dulu ya?”

“Oke, Jason.”

Meskipun Julian mengiyakan tujuan Jason ke perpustakaan untuk menambah ilmu, tapi ia yakin maksud dan tujuannya hanya untuk mengumpulkan poin. Kalau Julian sih, memang ingin menambah ilmu dari buku yang ia pinjam. Julian kembali ke kelas sebentar untuk menaruh buku yang dipinjam, setelah itu baru ia menyusul yang lainnya ke kantin.

“Gimana-gimana? Kalian sudah menjalani daily tasks masing-masing? Ada yang sudah berhasil?” tanya James penasaran.

“Ada deh. Baru satu yang gue jalanin,” respon Aluna sambil melahap bakso di depannya.

“Kalau aku belum sih, males. Lagian nggak wajib juga ‘kan?” respon Nania.

“Kalau lo gimana, Jess, Jul?”

“Ya, gitu. Jalani yang mudah dilakukan dan masuk akal saja.”

“Iya, gue juga sama kayak Jessica. Jalani yang gampang aja. Lo sendiri gimana, James?”

“Ya, gue juga baru satu sih yang terlaksana. Seru juga ngumpulin poin kayak gini. Lumayanlah buat hiburan.”

“Setuju! Mending lo cobain deh, Nan,” respon Aluna semangat.

“Nanti aja gue cobanya. Task-nya berat yang gue.”

“Memangnya apa?”

“Buat PIN-nya aja gue males, jadi nanti aja.”

“Astaga, perkara bikin PIN aja lo males, biar gue yang bikinin,” tawar Aluna.

“Nggak perlu. Ini rahasia ‘kan?”

“Iya, memang rahasia. Makanya cepet bikin PIN.”

“Besok deh gue bikin.”

“Dasar pemalas!”

-oOo-

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Julian masih berada di kelas, sedang melaksanakan piket bersama Jessica dan teman-temannya yang lain. Selesai membersihkan kelas, mereka pun mulai meninggalkan kelas.

“Jul, cuaca hari ini gerah banget. Kita berenang yuk!” ajak Jessica.

“Hmm… boleh, tapi gue ke asrama dulu ya? Ambil pakaian renang  sama baju ganti.”

“Oke, aku tunggu di area kolam renang ya?”

“Iya, lo duluan nanti gue nyusul.”

Julian beranjak pergi menuju kamarnya untuk mengambil pakaian renang serta pakaian ganti. Setelah itu, barulah Julian ke area kolam renang menyusul Jessica.

“Hai, Jul! Akhirnya kamu sampai juga. Sudah siap balap renang?”

“Balap renang? Lo nantang gue?”

“Iya, biar seru aja. Kamu takut?”

“Tentu tidak. Sebentar, gue ganti pakaian dulu.”

“Oke, aku tunggu.”

“Gila, gila, lo yakin nantangin Julian balap renang?”

“Yakinlah, Lun.”

“Dia jago berenang loh. Gue lihat di IG-nya dia pernah juara renang nasional.”

“Siapa takut. Lagian ini hanya untuk seru-seruan aja. Lo ikut juga ya?”

“Oke, gue ikut. Tapi… gue nggak yakin bakal menang lawan kalian berdua.”

“Coba dulu saja. Jangan pesimis.”

Beberapa saat kemudian, Julian kembali menghampiri Jessica dan Aluna.

“Sudah siap?”

“Sudah, kita mulai sekarang?”

“Oke, kita mulai sekarang.”

Perlombaan balap renang antara Julian, Jessica, dan Aluna pun dimulai. Mereka akan berenang bolak-balik sebanyak 10 kali dan siapa yang pertama mencapai angka itu adalah pemenangnya. Tentu saja perlombaan itu menjadi tontonan murid-murid lain yang berada di pinggir kolam.

“Wah, Jessica menantang Julian. Bakal seru nih.”

“Kira-kira siapa yang bakalan menang ya?”

“Gue sih dukung Aluna.”

“Kalau gue dukung Jessica.”

“Gue dukung Julian.”

Cekrek! Cekrek!

Selamat! Salah satu daily tasks kamu terlaksana.

“Tugasnya mudah banget. Foto orang lagi berenang dapat 15 points. Kalau gini caranya poin gue bisa tambah banyak. Sekarang tinggal sisa satu task lagi. Apa harus gue laksanakan tugas yang satu ini? Task yang satu ini sungguh nggak masuk akal. Lebih baik gue lewati aja deh.”

-oOo-

Sepulang dari area kolam renang, Julian langsung kembali ke kamarnya untuk istirahat. Sesampainya di kamar, Julian mendapati suara air mengalir dan desahan seseorang dari arah kamar mandi. Suara siapa itu? Apa James atau mungkin Jason? Julian pun perlahan beralih ke kamar mandi untuk mengecek. Ternyata, suara itu dari kamar mandi Jason.

“Jason, lo lagi ngapain?”

Bukan jawaban yang Julian dapatkan, ia hanya mendapati suara desahan tersebut semakin kencang.

“Sepertinya dia sedang masturbasi, lebih baik aku jangan ganggu dia. Lebih baik aku baca buku saja.”

Julian sama sekali tidak menyangka Jason bakal melakukan hal itu di sini. Apa dia tidak malu suaranya terdengar oleh teman sekamarnya. Mungkin urat malunya sudah putus kali ya? Julian memilih meninggalkan kamar mandi, mengambil headphone untuk mendengarkan musik sambil membaca buku yang baru ia pinjam dari perpustakaan. 15 menit berlalu, James datang. Menyadari kedatangan James, Julian melepaskan headphone-nya sementara.

“Lagi baca buku apa, Jul?”

“Buku sejarah tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia.”

“Oh, kayaknya seru tuh. Kalau Jason lo liat nggak?”

“Dia di kamar mandi. Sudah 15 menit nggak keluar-keluar.”

“Ngapain tuh anak?”

“Masturbasi.”

“Hah? Gila tuh anak, nggak tahu malu banget.”

“Ya, gitu deh. Gue juga nggak nyangka sama keberanian dia,” kekeh Julian sambil melanjutkan bacaannya.

“Oh, gitu. Mungkin sekarang dia lagi mandi. Lo lanjut aja bacanya gue sakit perut, perlu ke toilet.

“Oke.”

Julian kembali memakai headphone dan melanjutkan bacaannya.

To be continued... ©2023 WillsonEP


Comments

  1. Replies
    1. Halo, Reader. Lanjutan "Bintang Megah" dapat kamu baca di KaryaKarsa ya.

      Delete
  2. Lanjutannya mana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, lanjutannya ada di KaryaKarsa ya, Kak. ☺️

      Delete
  3. Lanjutannya mana nih?

    ReplyDelete

Post a Comment

Trending This Week 🔥🔥

📣 BESOK! Bisakah Aku Bahagia Eksklusif di KaryaKarsa

My Neighbor, My Lecturer (Chapter 8)